"Dalam keadaan global saat ini, RCEP akhirnya ditandatangani (China) setelah delapan tahun negosiasi yang membawa secercah cahaya dan harapan di tengah awan gelap," kata Perdana Menteri China Li Keqiang.
Dalam jangka panjang, Li menggambarkan perjanjian itu sebagai bentuk kemenangan multilateralisme dan perdagangan bebas antar negara.
Baca juga: Mendag: RCEP Tumbuhkan Harapan Baru untuk Perekonomian Indonesia
Sementara itu, India yang juga menjadi bagian dari kerja sama, menarik diri tahun lalu karena kekhawatiran tarif yang lebih rendah dapat merugikan produsen lokal.
Namun demikian, pintu kerja sama tetap terbuka bagi India untuk bergabung di masa depan.
Anggota RCEP membentuk hampir sepertiga dari populasi dunia dan menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto global.
Blok perdagangan bebas baru akan lebih besar daripada Perjanjian AS-Meksiko-Kanada dan Uni Eropa.
Ke depannya, RCEP diharapkan dapat menghapus berbagai tarif impor dalam waktu 20 tahun.
Ini juga mencakup ketentuan tentang kekayaan intelektual, telekomunikasi, layanan keuangan, e-commerce, dan layanan profesional.
Tapi mungkin saja aturan tarif baru tersebut bisa memiliki dampak terbesar, misalkan dari mana produk berasal.
Sudah banyak negara anggota yang memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) satu sama lain, tetapi tentunya memiliki batasan yang tegas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.