BANDUNG KOMPAS.com - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara Nengsih menjelaskan, dari berbagai investasi yang ada, lima sektor yang paling diminati investor adalah konstruksi; transportasi, gudang dan komunikasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas dan air serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain.
"Untuk penyerapan tenaga kerja PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanamam modal dalam negeri) paling banyak di industri tekstil mencapai 33,19 persen, kemudian disusul industri barang dari kulit dan alas kaki, industri logam, mesin dan elektronika, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain, serta transportasi, gudang dan komunikasi," kata Noneng di sela-sela acara West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Kota Bandung, Selasa (17/11/2020), sebagaimana dikutip Antara.
Baca juga: Naik 0,64 Persen, IHSG Ditutup pada Zona Hijau
Sementara kategori nilai tahap persiapan investasi berasal dari 11 investor, yakni PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia PT Amazon Data Services Indonesia PT UPC Sukabumi Bayu Energi, PT Kereta Cepat Indonesia China, PT Tanjung Jati Power Company, PT Pertamina Power Indonesia dan PT Jawa Satu Power, PT Premier Qualitas Indonesia dan Trisula Group, Masdar Mubadala Company, China Petroleum Corporation, Frisian Flag Indonesia dan PT Jasa Marga Japek Selatan.
Dari 11 investor tersebut, total nilai tahap persiapan mencapai Rp 251,2 triliun atau sekitar 17,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama 3-10 tahun, antara lain oleh Amazon sebesar Rp 417 miliar dan oleh Hyundai Motor sebesar Rp 18,1 triliun.
Sementara China Petroleum Corporation memiliki nilai preparation stage terbesar yaitu Rp90,3 triliun.
Untuk kategori tahap komitmen investasi, Noneng menjelaskan bahwa dilakukan penandatanganan lima Memorandum of Understanding (MoU) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada hari pertama West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Senin, 16 November 2020, di Hotel Savoy Homann Kota Bandung.
Nilai rencana investasi mencapai Rp 4,1 triliun atau kurang lebih 292,9 juta dolar AS. Perusahaan yang terlibat antara lain PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB dan PT Jaswita Jabar, serta PT Jasa Sarana dan Aspen and Docta Proprietary Limited, PT Gobel Internasional, PT Sarana Multi Infrastruktur, juga PT Indonesia Infrastructure Finance.
"(Kerja sama) utamanya terkait pengembangan infrastruktur, mulai dari hotel, MICE facilities, warehouse, energi, hingga rumah sakit," ujar Noneng.
Baca juga: Erick Thohir Minta Himbara Perbaiki Sistem dan Dukung Program Satu Data Pemerintah
Kategori terakhir yakni investment project ready to offer (IPRO) terdiri dari 16 proyek investasi yang siap ditenderkan dengan total nilai mencapai Rp39,5 triliun atau sekitar 2,802 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai investasi terbesar adalah proyek Subang Smart Eco Industrial City mencapai Rp 9,6 triliun atau sekitar 684,9 juta dolar AS, disusul Subang Smartpolitan yang mencapai Rp 8,7 triliun atau sekitar 616,4 juta dolar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.