Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Penanaman Modal Jabar Sebut Lima Sektor Ini Paling Diminati Investor

Kompas.com - 17/11/2020, 16:02 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

BANDUNG KOMPAS.com - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara Nengsih menjelaskan, dari berbagai investasi yang ada, lima sektor yang paling diminati investor adalah konstruksi; transportasi, gudang dan komunikasi, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, listrik, gas dan air serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain.

"Untuk penyerapan tenaga kerja PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanamam modal dalam negeri) paling banyak di industri tekstil mencapai 33,19 persen, kemudian disusul industri barang dari kulit dan alas kaki, industri logam, mesin dan elektronika, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain, serta transportasi, gudang dan komunikasi," kata Noneng di sela-sela acara West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Kota Bandung, Selasa (17/11/2020), sebagaimana dikutip Antara.

Baca juga: Naik 0,64 Persen, IHSG Ditutup pada Zona Hijau

Sementara kategori nilai tahap persiapan investasi berasal dari 11 investor, yakni PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia PT Amazon Data Services Indonesia PT UPC Sukabumi Bayu Energi, PT Kereta Cepat Indonesia China, PT Tanjung Jati Power Company, PT Pertamina Power Indonesia dan PT Jawa Satu Power, PT Premier Qualitas Indonesia dan Trisula Group, Masdar Mubadala Company, China Petroleum Corporation, Frisian Flag Indonesia dan PT Jasa Marga Japek Selatan.

Dari 11 investor tersebut, total nilai tahap persiapan mencapai Rp 251,2 triliun atau sekitar 17,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama 3-10 tahun, antara lain oleh Amazon sebesar Rp 417 miliar dan oleh Hyundai Motor sebesar Rp 18,1 triliun.

Sementara China Petroleum Corporation memiliki nilai preparation stage terbesar yaitu Rp90,3 triliun.

Untuk kategori tahap komitmen investasi, Noneng menjelaskan bahwa dilakukan penandatanganan lima Memorandum of Understanding (MoU) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada hari pertama West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Senin, 16 November 2020, di Hotel Savoy Homann Kota Bandung.

Nilai rencana investasi mencapai Rp 4,1 triliun atau kurang lebih 292,9 juta dolar AS. Perusahaan yang terlibat antara lain PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB dan PT Jaswita Jabar, serta PT Jasa Sarana dan Aspen and Docta Proprietary Limited, PT Gobel Internasional, PT Sarana Multi Infrastruktur, juga PT Indonesia Infrastructure Finance.

"(Kerja sama) utamanya terkait pengembangan infrastruktur, mulai dari hotel, MICE facilities, warehouse, energi, hingga rumah sakit," ujar Noneng.

Baca juga: Erick Thohir Minta Himbara Perbaiki Sistem dan Dukung Program Satu Data Pemerintah

Kategori terakhir yakni investment project ready to offer (IPRO) terdiri dari 16 proyek investasi yang siap ditenderkan dengan total nilai mencapai Rp39,5 triliun atau sekitar 2,802 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai investasi terbesar adalah proyek Subang Smart Eco Industrial City mencapai Rp 9,6 triliun atau sekitar 684,9 juta dolar AS, disusul Subang Smartpolitan yang mencapai Rp 8,7 triliun atau sekitar 616,4 juta dolar AS.

Noneng mengatakan, WJIS 2020 pun diharapkan bisa mendorong realisasi investasi Jabar di triwulan IV sebelum menutup 2020 dan memicu pertumbuhan ekonomi Jabar.

Adapun dilansir Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar, sejak 2015, Jawa Barat telah menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jabar merupakan salah satu dari tiga provinsi paling kompetitif di Indonesia pada tahun 2020.

Ada tiga faktor pendorong tingkat daya saingnya, yaitu daya tarik investasi asing langsung (FDI), ketersediaan infrastruktur fisik, serta ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah.

Dalam tiga tahun terakhir, secara rata-rata perkonomian Jabar tumbuh sebesar 5,4 persen, lebih kuat dari kinerja ekonomi Indonesia yang berkisar 5,1 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com