Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raiz Invest dan MAMI Tawarkan Reksa Dana Syariah Mulai Rp 10.000, Berminat?

Kompas.com - 18/11/2020, 13:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aplikasi investasi berbasis online, PT Raiz Invest Indonesia (Raiz Invest) menjalin kerja sama dengan perusahana Manajer Investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Kerja sama tersebut memungkinkan Raiz Invest memasarkan dua produk reksa dana syariah MAMI, yakni Manulife Dana Cash Syariah (MDKS) dan Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI).

CEO Raiz Invest, Fahmi Arya mengatakan, kerja sama dilakukan untuk meningkatkan keterjangkauan produk investasi halal kepada masyarakat, termasuk milenial.

Baca juga: Sri Mulyani Soroti Persaingan di Dunia Fintech: Banyak yang Tumbuh Besar Kemudian Diakuisisi

Semakin terjangkau, tingkat inklusi keuangan di Indonesia akan semakin membaik.

Adapun saat ini, tingkat inklusi keuangan mencapai 76,19 persen dengan tingkat literasi keuangan mencapai 35,51 persen.

"Dengan begitu, investor bisa berinvestasi reksa dana syariah MAMI melalui Raiz Invest mulai Rp 10.000 dengan memanfaatkan fitur round up (pembulatan di setiap transaksi)," kata Fahmi dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Direktur dan Interim Presiden Direktur MAMI, Afifa menuturkan, dua produk tersebut bisa dipilih sesuai kebutuhan investor.

Afifa menjelaskan, MDKS merupakan rekda sana yang memiliki tingkat risiko paling konservatif, namun secara historis memberikan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan dengan deposito.

"Produk ini cocok bagi investor untuk menyimpan dana darurat yang bisa dicairkan sewaktu-waktu atau bagi investor yang baru mencoba investasi di reksa dana," ungkap Afifa.

Sementara MSSI, adalah reksa dana obligasi atau sukuk.

Tingkat risiko dan imbal hasil produk ini satu tingkat lebih tinggi, sehingga cocok untuk investor yang memiliki tujuan investasi 3 tahun ke atas.

"Investasi yang lebih panjang ideal untuk meminimalisir risiko kualitas pasar," kata Afifa.

Sebagai informasi berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri reksa dana syariah memiliki pertumbuhan pesat sejak 5 tahun terakhir.

Baca juga: OJK Minta Asosiasi Fintech Disiplinkan Para Anggotanya

Per September 2020, pertumbuhannya lebih dari 600 persen, jauh melampaui pertumbuhan reksa dana konvensional yang tumbuh 80 persen di periode yang sama.

Dalam setahun terakhir, penjualan reksa dana syariah masih tumbuh sebesar 29 persen, sedangkan reksa sana konvensional mengalami penurunan hingga 9 persen.

Namun dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) reksa dana syariah masih kecil, hanya Rp 71 triliun. Sedangkan AUM reksa dana konvensional mencapai Rp 440 triliun.

Hal ini kemudian dilihat sebagai peluang yang mendasari kerja sama antara MAMI dan Raiz Invest.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com