Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Gelagat Penghapusan Premium, Mulai dari Program Langit Biru hingga Diskon Pertalite

Kompas.com - 20/11/2020, 07:13 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) tengah gencar melaksanakan program diskon harga BBM jenis Pertalite seharga Premium di berbagai daerah.

Program yang awalnya hanya dilaksanakan di Kota Denpasar ini rencananya diperluas hingga 85 wilayah hingga akhir November mendatang.

Pertamina menyatakan, diskon yang dilaksanakan melalui Program Langit Biru (PLB) itu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat terkait konsumsi BBM dengan nilai oktan lebih tinggi dan ramah lingkungan.

Baca juga: [POPULER MONEY] Uang Nasabah Maybank Kembali Raib | Sindiran Edhy Prabowo untuk Susi Pudjiastuti

Namun, di tengah pelaksanaan PLB, wacana penghapusan Premium kembali mencuat.

Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, BBM dengan nomor oktan 88 itu akan mulai dihapus pada 1 Januari 2021.

Lantas, apakah sebenarnya ada hubungan antara pelaksanaan PLB dengan wacana penghapusan Premium?

Program Langit Biru untuk tekan penggunaan BBM tidak ramah lingkungan

Diskon harga Pertalite pertama kali dilaksanakan pada pertengahan tahun, tepatnya pada Juli 2020, di Kota Denpasar, Bali.

Bali dipilih Pertamina sebagai wilayah percobaan pelaksanaan PLB.

PLB dilakukan dengan cara memberikan potongan harga Pertalite sebesar Rp 1.200 khusus kepada para pengguna kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, angkot pelat kuning, dan taksi pelat kuning.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sempat mengatakan, PLB merupakan salah satu upaya perseroan untuk menekan kadar emisi gas buang kendaraan bermotor dengan penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Pasalnya, dengan nomor oktan 88, Premium dinilai sebagai bahan bakar tidak ramah lingkungan, dan sudah tak digunakan lagi di hampir semua negara dunia.

"Sebetulnya Premium dan Pertalite porsi konsumsinya yang paling besar. Kita perlu mendorong bagaimana konsumen yang mampu beralih ke BBM ramah lingkungan," kata Nicke.

Baca juga: Premium Akan Dihapus, ini Respon Organda

Wilayah pelaksanaan diskon terus bertambah

Setelah berjalan dua bulan, program diskon Pertalite di Bali mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. Hal tersebut terefleksikan dengan merosotnya konsumsi Premium di Denpasar, dengan hanya tinggal menyisakan 8,5 persen dari total konsumsi bensin.

Berangkat dari keberhasilan tersebut, Pertamina pun memutuskan untuk memperluas pelaksanaan PLB ke Kota Tangerang Selatan. Sekali lagi, Pertamina berhasil menurunkan penggunaan Premium, hingga mencapai 88 persen konsumsi rata-rata harian.

Pada akhir pekan lalu, Pertamina kembali memutuskan menambah wilayah pelaksanaan PLB. Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Jakarta Pusat, dan Kota Jakarta utara menjadi wilayah teranyar yang merasakan program potongan harga Pertalite.

Bahkan, Vice President Promotion & Marketing Communication Pertamina Arifun Dhalia mengatakan, hingga akhir November nanti, pihaknya akan memperluas wilayah pelaksanaan PLB hingga 85 kota atau kabupaten.

"Akhir bulan November itu 85 kota dan kabupaten program ini sudah berjalan. Tetap dengan Program Langit Biru, yaitu program marketing Pertalite harga Premium," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual.

Rencananya, program PLB akan dilaksanakan terlebih dahulu di wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga: Setuju Premium Dihapus, YLKI Minta Diskon Pertalite Diperpanjang

Wacana penghapusan Premium kembali mencuat di tengah pelaksanaan PLB

Pada saat bersamaan diperluasnya PLB, wacana penghapusan Premium kembali mencuat.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah mengatakan, Pertamina akan menghapus bensin jenis Premium pada 1 Januari 2021.

Rencananya, kebijakan tersebut mulai dilakukan di wilayah Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

"Syukur alhamdulillah pada Senin lalu saya bertemu dengan Direktur Operasional Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021 Premium di Jamali khususnya akan dihilangkan," kata Karliansyah.

Kendati demikian, Pertamina tidak mengamini pernyataan Karliansyah.

CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan, keputusan penghapusan penjualan BBM penugasan itu sepenuhnya berada di tangan pemerintah. 

"Keputusan dihapus atau tidaknya sebuah produk BBM penugasan itu otoritasnya regulator, bukan di Pertamina," kata Mas'ud.

Senada, Vice President Promotion & Marketing Communication Pertamina Arifun Dhalia mengatakan, penghapusan bensin dengan nomor oktan 88 itu dapat dilakukan setelah adanya keputusan pemerintah.

Baca juga: Pertamina: Akhir November, 85 Kota dan Kabupaten Bisa Nikmati Diskon Pertalite Seharga Premium

Untuk penghentian kebijakan penyaluran bahan bakar penugasan itu, Arifun menyebutkan, hanya bisa dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo, melalui Peraturan Presiden (Perpres).

"Perpres itu pasti dikeluarkan dulu. Baru kami akan eksekusi. Untuk Premium harus Perpres," kata dia.

Tetap salurkan Premium di tengah pelaksanaan PLB

Meskipun momentum pelaksanaan PLB dan wacana penghapusan Premium muncul secara bersamaan, Pertamina memastikan bahwa perseroan akan tetap menyalurkan BBM penugasan itu.

Pjs VP Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan, potongan harga tersebut merupakan upaya edukasi kepada masyarakat untuk beralih dari penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan, seperti Premium.

Selain itu, selama pemerintah belum mengeluarkan Perpres terkait penghentian penyaluran BBM penugasan, maka Premium dipastikan tetap tersedia.

"Pertamina akan menyalurkan (Premium) selagi masih ada penugasan," kata Heppy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com