Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sinar Mas Harap Korporasi Bantu UMKM untuk Naik Kelas

Kompas.com - 20/11/2020, 09:44 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Managing Director Sinar Mas Saleh Husin mengatakan, saat terjadi krisis, sejarah selalu berulang, yaitu usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) mampu bergerak lebih gesit.

“Mereka mampu memanfaatkan kesempatan yang ada, berinovasi memutar roda perekonomian dalam skala terbatas, namun bergerak meluas,” sebutnya dalam webinar bertema “Inovasi UMKM Tetap Berjaya di Tengah Pandemi”, Kamis (12/11/2020).

Oleh karena itu, lanjutnya, sejumlah perusahaan di negeri ini agar tak lupa menggandeng UMKM untuk meningkatkan skala ekonominya, bahkan memasukkannya ke dalam rantai pasok mereka.

Hal ini pun dinilai untuk menjawab harapan pelaku usaha kecil kepada perusahaan besar atau korporasi agar tidak lupa bahwa mereka juga berangkat dari UMKM. Dengan harapan, mereka yang lebih besar berkenan membantu saudaranya yang lebih kecil.

Baca juga: Bank Sinarmas Beri Pelatihan UMKM Go Online agar Penjualan Meningkat di Tengah Pandemi

Semenatra itu, Anggota Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Franky Sibarani yang hadir dalam webinar itu menambahkan, Indeks Kebijakan UMKM Indonesia masih tertinggal dari sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan pentingnya penanganan terpadu dari pemerintah, berikut pendampingan secara intensif.

Dengan jumlah petani mencapai 33 juta orang dan berikut UMKM sebanyak 64 juta, Franky menyarankan ketersediaan insentif bagi para pihak.

Pihak-pihak tersebut, seperti dunia usaha atau perguruan tinggi yang berkomitmen melakukan pendampingan, atau mengakselerasi.

Franky mencontohkan, kemitraan dalam rantai bisnis antara perusahaan dengan para petani kelapa sawit, yang skalanya besar berlangsung lama dan berhasil baik. Hal ini dapat direplikasi sektor pangan lainnya.

 Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Sinar Mas Board Member: Ini Menguji Keberlangsungan Usaha

Adapun Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Riza A Damanik yang juga ikut dalam webinar itu menyatakan, pada sisi produksi, UMKM memiliki persoalan pada keterhubungan dengan industri besar.

“Mereka tidak berada dalam rantai pasok yang sama. Jika kita lihat dari krisis yang terjadi, baik di tahun 1998 maupun 2008, yang semakin besar adalah usaha mikro, bukan usaha kecil dan menengah,” ujarnya.

Meski begitu, lanjutnya, UMKM di Indonesia memiliki banyak kemewahan karena populasi sumber daya manusia (SDM) yang besar serta sumber daya alam (SDA) cukup kaya.

Untuk itu, langkah pengembangan yang akan dilakukan pemerintah, menurut Riza, adalah menempatkan UMKM dan industri besar dalam gelanggang yang sama.

Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) adalah contoh bagaimana korporasi coba menaikkelaskan UMKM yang ada di sekitarnya.

Penerima program DMPA

Dalam webinar tersebut hadir pula pekebun dan pendiri Kelompok Tani Mekar Jaya, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Supari. Dia menceritakan kisahnya yang harus memulai babak baru usahanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com