Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Korupsi, PNS Bisa Kaya Raya dengan Cara Ini

Kompas.com - 21/11/2020, 12:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Oleh karena itu, hindari investasi saham. Sebab berinvestasi pada instrumen tersebut, perlu dipantau setiap saat.

Memantau dan menganalisi kondisi pasar, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), hingga membaca laporan keuangan perusahaan.

Dengan jam kerja kamu sebagai PNS, sulit untuk investasi saham walaupun keuntungannya besar. Alih-alih mau untung gede, malah rugi karena pengelolaannya kurang maksimal.

Bayangkan harga saham sangat fluktuatif. Pukul 09.00 saat pembukaan IHSG, harga saham perusahaan A misalnya Rp 2.000 per lembar. Selang 30 menit, sudah bergerak menjadi Rp 1.980 per lembar.

Lebih baik pilih instrumen investasi yang aman dan tak menyita banyak waktu, seperti ORI, Sukri, sukuk tabungan, deposito. Bisa juga melibatkan pihak ketiga, seperti reksadana.

Kamu dapat mempercayakan uangmu pada produk reksadana yang dikelola manajer investasi di perusahaan sekuritas. Tentunya tetap memberikan imbal hasil maksimal. Lebih aman dan praktis.

5. Lakukan diversifikasi investasi

Diversifikasi investasi sangat penting guna meminimalisir kerugian dari suatu instrumen investasi. Contohnya, berinvestasi di reksadana, lalu tanam modal juga dengan membeli ORI.

Kalau reksadana rugi atau kinerjanya turun, ORI menguntungkan karena besaran imbal hasil tetap sampai jatuh tempo.

Selain itu, dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga berpotensi mendapat capital gain.

Jika bujet pas-pasan, tidak perlu pakai gajimu untuk investasi di instrumen lain. Kamu bisa menggunakan keuntungan dari satu instrumen untuk modal diversifikasi investasi.

Dengan demikian, hasil keuntungan tetap diputar investasi, sehingga uang semakin ‘berkembang biak.’

Mulai Investasi dengan Modal Kecil Dulu

Saat ini, investasi sudah bisa dimulai dengan modal receh. Mulai dari Rp 10 ribu dan Rp 100 ribu. Jadi kalau kamu masih takut rugi, awali investasi dengan modal kecil dulu.
Jika dirasa hasilnya menguntungkan, tambah modal lagi agar imbal hasil meningkat. Tidak ada kata terlambat untuk memulai investasi.

 

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com