Buat milenial, lebih baik meninggalkan karier mereka di perusahaan yang tidak mengapresiasi kinerja karyawan ketimbang bertahan.
Mereka beranggapan dapat mencari kantor lain yang lebih baik, khususnya perusahaan yang menghargai karyawannya.
Baca Juga: Tips Cari Kerja di Tengah Resesi untuk Fresh Graduate dan Karyawan Terdampak Covid-19
Sebenarnya milenial bukanlah generasi anti sosial. Mereka tetap bergaul. Senang bertemu lebih banyak orang. Menjalin pertemanan dengan siapapun.
Begitupun dalam bekerja atau berkarier. Milenial berharap dapat memperluas jaringan atau relasinya. Baik itu dengan klien perusahaan, partner atau mitra kerja perusahaan, para pimpinan perusahaan, dan lainnya.
Oleh karenanya, mereka antusias apabila diajak atau dilibatkan dalam projek-projek perusahaan karena bisa bertemu dengan orang baru. Cara ini bisa menambah relasi mereka dan menjadi keuntungan di masa depan bagi milenial.
Misalnya bila kamu ingin banting stir membuka usaha, dapat mengontak relasi atau kenalanmu untuk jadi investor, rekan bisnis, atau malah menjadi mentor.
Bisa juga sebaliknya, saat relasi tersebut membutuhkan tenaga kerja di perusahaannya, kamu bisa direkrut atau istilahnya ‘dibajak’ mengisi posisi level pimpinan karena dia sudah tahu kinerjamu.
Namanya juga milenial, maunya bekerja sesuka hati. Kalau saklek di kantor selama kurang lebih 8 jam di depan komputer, dianggap sudah ketinggalan zaman.
Mereka menginginkan perusahaan memberi fleksibilitas dalam bekerja. Contohnya punya keleluasaan bekerja di luar kantor, seperti co-hive, kafe, atau bekerja dari rumah.
Dengan cara ini, milenial tetap produktif tanpa stres karena seharian di kantor. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan, termasuk perusahaan.
Apa Harapanmu dalam Bekerja?
Tak dimungkiri orang bekerja, harapannya mendapat gaji besar. Namun tidak semua orang berpikiran seperti itu. Ada harapan lain yang diinginkan ketika seseorang bekerja di sebuah perusahaan, termasuk kamu.
Uang memang penting. Tetapi begitu bekerja tidak sesuai dengan harapan, maka hilanglah semangat kerjanya. Jadi pastikan kamu bisa memperoleh harapan tersebut di perusahaan tempatmu bekerja sekarang.
Jika tidak, untuk apa bertahan? Kamu berhak memiliki harapan, dan kamu juga berhak mencapai harapan itu. Jadi, apa harapanmu dalam bekerja? Dan apakah sudah terwujud?
Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.