JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa optimistis perekonomian Indonesia telah keluar dari jurang resesi.
Sebab menurut dia, pada kuartal III lalu, pertumbuhan ekonomi secara kuartalan sudah mulai tumbuh 5,05 persen.
Meski secara year on year (yoy), pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen.
Baca juga: OJK Bakal Perpanjang Restrukturisasi Kredit hingga 2022
Purbaya menjelaskan, perekonomian dinyatakan resesi bila pertumbuhan mengalami kontraksi (yoy) dalam dua kuartal berturut-turut.
Di Amerika Serikat, perekonomian baru dinyatakan resesi bila kontraksi pertumbuhan ekonomi secara kuartalan terjadi empat kali berturut-turut.
"Ketika ekonomi di kuartal III keluar 3,49 persen (yoy) secara teknis kita masuk resesi, itu dua kali berturut-turut. Di AS dihitung quarter to quarter (qtoq) dikali empat, maka baru dibilang resesi," jelas Purbaya dalam diskusi virtual, Selasa (24/11/2020).
"Kalau q-to-q pertumbuhan ekonomi kita (pada kuartal III) tumbuh 5,05 persen. Mungkin kita sudah keluar dari resesi, jadi pandangan saya berbeda dengan yang lain," ujar dia.
Di sisi lain Purbaya menjelaskan, perekonomian Indonesia juga mulai menunjukkan indikasi perbaikan.
Salah satunya terlihat dari purchasing managers index (PMI) yang mulai naik dari sebelumnya. Penjualan kendaraan bermotor dan ritel mulai merangkak naik.
"Survei kepercayaan dunia usaha menunjukkan adanya hal yang positif," kata Purbaya.
Baca juga: Gula Konsumsi Masih Defisit, Mentan: Saya Sendiri Akan Konsentrasi Menangani...
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan