Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Pangkas Bunga Penjaminan Sebesar 50 Bps

Kompas.com - 24/11/2020, 15:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menetapkan kembali menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah sebesar 50 bps di bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

LPS juga menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk valuta asing sebesar 25 bps di bank umum.

Dengan begitu, tingkat bunga penjaminan LPS di bank umum untuk simpanan rupiah menjadi sebesar 4,5 persen, tingkat bunga penjaminan di bank umum untuk simpanan valas menjadi 1 persen, dan tingkat bunga penjaminan untuk rupiah di BPR menjadi 7 persen.

"Tingkat bunga penjaminan berlaku untuk periode 25 November 2020 sampai 29 Januari 2021," kata Kepala Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Komisioner LPS, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Kredivo Dapat Pendanaan 100 Juta Dollar AS

Purbaya menuturkan, penurunan tingkat bunga penjaminan tersebut merespons perkembangan terkini dari kondisi perekonomian, stabilitas sistem keuangan, pergerakan suku bunga simpanan, serta kondisi likuiditas perbankan.

Dia menyebut, beberapa hal pokok yang menjadi pertimbangan dalam RDK kali ini antara lain adalah tren penurunan suku bunga simpanan di perbankan. Penurunan potensial berlanjut sejalan dengan langkah penurunan suku bunga BI-7DRR pada November sebesar 25 bps.

Tercatat, suku bunga pasar simpanan rupiah menurun sebesar 16 bps menjadi 3,76 persen pada periode observasi 16 Oktober - 17 November 2020.

Sementara itu, suku bunga pasar simpanan valuta asing pada tanggal 12 Oktober - 17 November 2020 menurun 5 bps menjadi 0,44 persen.

"Pasca penurunan suku bunga BI, suku bunga simpanan bank berpotensi kembali mengalami tren penurunan sejalan dengan kondisi likuiditas industri bank yang relatif longgar," ucap Purbaya.

Baca juga: Menaker Ida: 29,12 Juta Orang Penduduk Usia Kerja Terdampak Pandemi Covid-19

Pertimbangan lain yang diamati adalah kondisi dan prospek likuiditas bank yang relatif stabil. Hal imi ditunjukkan dengan tumbuhnya Dana Pihak Ketiga (DPK) bank di tengah pertumbuhan kredit yang perlu didorong.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keungan, LDR bank cenderung turun menjadi 83,16 persen pada September 2020. Tentu saja, penurunan LDR tak lepas dari laju pertumbuhan kredit sebesar 0,12 persen (yoy) dan pertumbuhan DPK 12,88 persen (yoy).

"Kondisi pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun," ucap dia.

Lalu, tingkat bunga antar bank stabil dan berada pada level yang cukup rendah. Di sisi lain, BI tetap melakukan operasi moneter melalui lelang, term deposit, dan lelang reserve repo secara aktif.

Lebih lanjut, dia menuturkan, LPS akan memantau lebih lanjut perkembangan yang terjadi mengingat bank masih dalam proses penyesuaian atas langkah penurunan suku bunga bank sentral dan dinamika faktor ekonomi lainnya.

"Maka LPS akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan hal-hal di atas," pungkasnya.

Baca juga: Luhut: Pertama Kali dalam Sejarah, Pejabat RI 4 Kali ke White House dalam 3 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com