JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara tetap mampu berkembang di tengah tekanan pandemi Covid-19. Bahkan kawasan ini telah memiliki 12 startup kelas unicorn atau bervaluasi 1 miliar dollar AS.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, jumlah startup unicorn tahun ini bertambah satu menjadi 12, dari sebelumnya 11 di tahun 2019.
Adapun ke-12 unicorn di Asia Tenggara kini terdiri dari Bigo, Bukalapak, Gojek, Grab, Lazada, Razer, OVO, Sea Group, Traveloka, Tokopedia, VNG, dan VNPay.
Baca juga: Ekonom Indef Sebut Indonesia Peringkat 5 di Dunia yang Paling Banyak Kembangkan Startup
"Asia Tenggara kini memiliki 12 unicorn, terakhir yang masuk adalah VNPay, startup asal Vietnam," ujar Partner and Leader, Bain & Company's Southeast Asia Private Equity Practice, Alessandro Cannarsi dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/11/2020).
Ia menjelaskan, ekonomi digital di Asia Tenggara memang tumbuh kian cepat akibat pandemi. Tahun 2020 diperkirakan mencapai 100 miliar dollar AS (GMV) dan akan melampaui 300 miliar dollar AS pada 2025.
Penggunaan internet di Asia Tenggara terus meningkat dengan 40 juta pengguna baru pada tahun ini. Total menjadi 400 juta pengguna dari tahun 2019 sebanyak 360 juta pengguna.
Para pengguna baru itu pun sebagian besar berasal dari daerah non-metro. Selain itu, penggunaan internet rata-rata menjadi satu jam lebih lama saat masa lockdown.
“Covid-19 telah mengubah cara hidup banyak orang di Asia Tenggara, dan perkembangan sektor layanan keuangan digital, HealthTech, dan EdTech diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Mau Suntik Startup, Para CEO Cari Dana Rp 355 Miliar
Di sisi lain, investasi teknologi di kawasan ini terus berlanjut dengan tumbuh 7 persen antara 2018 sampai 2019. Kemudian kembali tumbuh 17 persen pada semester I-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu.
Alessandro menjelaskan, sejak 2018 nilai transaksi di ekonomi digital memang menurun di dorong pelambatan investasi di startup unicorn. Kendati demikian, investasi di non-unicorn terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.