Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Alasan Presiden Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi | Sri Mulyani Jawab Kritik Lonjakan Utang

Kompas.com - 25/11/2020, 06:31 WIB
Yoga Sukmana

Editor

3. Sri Mulyani Jawab Kritik Lonjakan Utang Pemerintah Era Presiden Jokowi

Menteri Keuangan ( Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menjawab kritik berbagai pihak terkait polemik lonjakan utang pemerintah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, utang pemerintah, termasuk utang luar negeri Indonesia, sudah direncanakan jauh hari untuk menyeimbangkan postur APBN.

Perencanaan utang pemerintah sudah tertuang dalam Perpres 72/2020 tentang Penyesuaian Kembali Postur dan Rincian APBN 2020. Sri Mulyani mengkritik balik pihak-pihak yang mempermasalahkan kebijakan utang di era Presiden Jokowi tersebut.

Baca berita selengkapnya di sini.

4. Mungkinkah Mencipta "Bali Baru"?

Sebelum pandemi melanda Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara ( wisman) yang berkunjung ke berbagai destinasi di tanah air sedang dalam tren meningkat.

Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan bahwa pada 2018 terdapat 15,81 juta wisman yang datang.

Baca juga: Ini Pinjol yang Terdaftar dan Berizin di OJK Per November 2020

Adapun pada 2019 terdapat 16,11 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia. Sementara mengacu pada data dari Kemenparekraf kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) adalah 4,5 persen pada 2018 dan 4,8 persen pada 2019. Tren yang meningkat ini mestinya berlanjut pada 2020.

Baca berita selengkapnya di sini.

5. Erick Thohir Beberkan Alasan Pemerintah Tidak Pilih Vaksin Covid-19 Pfizher dan Moderna

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih merek vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

Salah satu faktornya, yakni vaksin yang mampu didistribusikan dan disimpan di dalam suhu 2 sampai 8 derajat celcius.

“Vaksin yang akan dibeli pemerintah juga merupakan vaksin yang cold chain-nya atau distribusinya yang frendly dengan distribusi kita, (bisa disimpan dengan) 2-8 derajat celcius,” ujar Erick dalam webinar, Selasa (24/11/2020).

Baca berita selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com