Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berhasil Dampingi 200.000-an Petani, Kadin Indonesia Dapat Tugas Baru dari Jokowi

Kompas.com - 25/11/2020, 13:40 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberi pendampingan kepada 2 juta petani swadaya, guna memperkuat inisiatif kolaboratif pada sektor pangan.

Sebelumnya, pada Jakarta Food Security Summit 2015, Jokowi juga meminta hal serupa. Hanya saja jumlahnya berbeda, yaitu 200.000-an petani.

“Saya dengar pada awal 2020 sudah tercapai, dan saya menunggu komitmen pendampingan kepada 2 juta petani pada 2023,” kata Jokowi, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hal tersebut dikatakan Jokowi, saat membuka Jakarta Food Security Summit ke-5 di Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Baca juga: Terus Tumbuh Positif, Kadin: Sektor Pertanian Harus Diberi Prioritas

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja, membenarkan perkatakan Jokowi.

Dia menjelaskan, pada awal 2020 pihaknya bersama Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) telah berhasil mewujudkan target.

Para petani yang mendapat pendampingan tersebar di seluruh Indonesia, dan telah mampu meningkatan produktivitas sekitar 70 persen beserta pendapatan sekitar 50-200 persen.

“Kadin bersama PISAgro bertekad meningkatkan pendampingan menjadi 2 juta petani pada 2023,” kata Franky.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga meminta pelaku usaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia aktif berinovasi dan meningkatkan efisiensi produksi, untuk memacu kinerja sektor pangan nasional.

Baca juga: Kadin Dorong Industri Konstruksi Manfaatkan Teknologi Digital

Kemitraan inclusive closed loop juga diharapkan terus dikembangkan.

“Inisiatif Kadin berupa inclusive closed loop perlu terus dikembangkan, terutama dalam kemitraan antarpemangku kepentingan yang saling menguntungkan dari hulu sampai ke hilir,” kata Jokowi.

Jokowi memastikan, pemerintah siap mendukung berbagai inisiatif kolaboratif seperti inclusive closed loop yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, hingga off taker.

Beberapa inisiatif yang sedang berjalan seperti penerapan inclusive closed loop di lahan pertanian cabai Garut, Jawa Barat, serta industri minyak sawit, perlu terus dikembangkan dan diperbaharui agar produktivitas dan nilai tambah petani semakin meningkat.

Baca juga: Kadin Kalbar: Saatnya Perusahaan Lokal Melantai di Bursa Efek Indonesia

Inclusive closed loop juga perlu direplikasi dan diperbanyak ke daerah-daerah lainnya,” ujarnya.

Pemerintah berharap, model bisnis kolaboratif yang inklusif tersebut dapat mendukung sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru.

Dengan begitu, dapat membuka lebih banyak lapangan kerja yang menjadi sumber kesejahteaan seluruh masyarakat Indonesia.

Senada dengan harapan tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, situasi dan kondisi pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian dan memicu resesi ekonomi dunia, tak terkecuali Indonesia.

Dampak paling nyata dari resesi ekonomi,kata dia, adalah meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.

Pada kondisi tersebut, Kadin menilai, sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan dapat diandalkan untuk merangsang pemulihan perekonomian nasional.

Baca juga: Sektor Pertanian Tumbuh di Masa Pandemi, Dinilai Sumbang Pertumbuhan Ekonomi

Sektor pertanian perlu terus dikembangkan karena masih tumbuh positif di saat sektor lain mengalami kontraksi.

Untuk itu, kebijakan dan kemitraan yang berpihak kepada sektor yang mendukung ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani juga perlu terus didorong.

“Jika mencermati tingginya permintaan pangan, maka program pertanian berkelanjutan harus jadi pedoman dalam pengembangan pertanian di Indonesia, khususnya pada masa pandemi dan pascapandemi,” ungkap Rosan.

Di sisi lain, Rosan mengatakan, pihaknya mengapresiasi pemerintah dan DPR yang telah mengesahkan Undang-undang (UU) Cipta Kerja sebagai komitmen dalam memberi kepastian hukum dalam berusaha.

Rosan optimis, sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan akan terus tumbuh seiring adanya UU tersebut.

Baca juga: Ketum Kadin: UU Cipta Kerja Dapat Gairahkan Dunia Usaha

“Dalam JFSS ke-5 ini, Kadin Indonesia mengajukan model kemitraan terintegrasi hulu-hilir inclusive closed loop yang terbukti meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujar Rosan.

Acara yang sudah digelar sejak 2010 itu memang bertujuan untuk menggerakkan seluruh pemangku kepentingan, dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak, juga nelayan.

Dalam JFSS kali ini, Kadin pun mengangkat tema “Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Gizi serta Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak, Nelayan dan Industri Pengolahan”.

Franky menambahkan, sejauh ini Indonesia sudah suskes mengembangkan kelapa sawit dan menjadi produsen utama dunia.

Baca juga: Dukung Upaya Pemerintah, Industri Kelapa Sawit Bantu Perangi Corona

Kemudian agar kesuksesan tersebut bisa direplikasi pada komoditas lainnya, maka sedikitnya ada lima kunci sukses.

Pertama, menciptakan ekosistem dan business model yang kondusif, melalui inclusive close loop. Kedua, dukungan kebijakan pemerintah dan mendukung business model untuk produk-produk pertanian yang ingin diunggulkan.

Ketiga, Franky melanjutkan, keberadaan koperasi petani untuk mencapai skala ekonomi dan menciptakan food estate yang dapat direplikasi.

Keempat, membangun rantai pasok terintegrasi. Terakhir, kerja sama berbagai pihak (public private partnership) dengan koperasi petani.

Dengan lebih dari 55 juta tenaga kerja, maka sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan, Indonesia berpotensi muwujudkan the next trillion dollars for Indonesia economy.

“Kami harap melalui JFSS5 ini juga dapat mewujudkan Indonesia dream value creation for the next 1 trillion dollars,” ujar Franky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com