Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ExxonMobil Pangkas Proyeksi Harga Minyak Mentah Dunia Hingga 2027

Kompas.com - 26/11/2020, 18:13 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - ExxonMobil memutuskan untuk memangkas proyeksi harga minyak secara signifikan hingga tujuh tahun ke depan, akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Berdasarkan dokumen internal ExxonMobil tahun lalu, perusahaan minyak dan gas itu memproyeksikan harga minyak mentah acuan global, Brent, berada di kisaran rata-rata 62 dollar AS per barel pada 2025 dan terus meningkat menjadi 72 dollar AS per barel pada 2026 dan 2027.

Namun, tahun ini, ExxonMobil memutuskan untuk menurunkan proyeksinya menjadi rata-rata 55 dollar AS pada kurun waktu lima tahun ke depan dan menjadi 60 dollar AS per barel pada 2026 hingga 2027.

Baca juga: 7 Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia, Sinopec China Urutan Teratas

Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak kepada industri migas dunia.

Melemahnya permintaan minyak dari berbagai negara, mengakibatkan harga minyak anjlok.

Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya aset hampir seluruh produsen migas raksasa di dunia.

"Situasi saat ini hanya sementara, tetapi dengan kecepatan pemulihannya tidak lah pasti," ujar Chief Executive ExxonMobil, Darren Woods, dikutip dari Oilprice, Kamis (26/11/2020).

Pada akhir Oktober lalu, ExxonMobil membuka kemungkinkan perusahaan akan menurunkan valuasi aset produksi gas bumi yang saat ini berada di kisaran 30 miliar dolar AS.

"Dampak dari pandemi Covid-19 terhadap investasi sangat lah jelas," ucap Woods.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com