JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah fokus membangun Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Salah satu tujuan dibangunnya pelabuhan tersebut ialah untuk mengurai kepenuhan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Namun, sejumlah pihak mengkhawatirkan pelabuhan yang ditargetkan mulai beroperasi secara terbatas pada Desember mendatang itu akan mengambil konsumen dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Pasalnya, Pelabuhan Patimban tidak hanya difokuskan kepada pengembangan satu jenis terminal saja. Pelabuhan yang akan memakan investasi Rp 43,2 triliun itu akan memiliki terminal otomotif dan juga peti kemas.
Namun, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menilai, keberadaan Pelabuhan Patimban bukan untuk menyaingi Pelabuhan Tanjung Priok, melainkan saling melengkapi.
"Kita kembangkan (Pelabuhan Patimban) untuk melengkapi keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (27/11/2020).
Lebih lanjut Budi menjekaslakan, pangsa pasar kedua pelabuhan akan dibagi.
Pelabuhan Tanjung Priok akan melayani ndustri di kawasan Bekasi bagian barat, Tangerang, dan Bogor. Lalu, Pelabuhan Patimban melayani kawasan industri sekitar Karawang, Cirebon, hingga Batang.
Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu berharap, dengan hadirnya Pelabuhan Patimban dapat mengatasi permasalahan penuhnya kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Sehingga saling mengisi antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban," ucap Budi.
Sebelumnya Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menyoroti pembagian pangsa pasar antara Pelabuhan Patimban dengan Pelabuhan Tanjung Prioko.
Siswanto meyakini, Pelabuhan Patimban akan mengambil pasar yang selama ini telah dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca juga: Konsorsium CT Corp Lolos Prakualifikasi Pengelola Patimban, Ada Unsur Politis?
Pasalnya, sebagian besar kawasan industri berada di wilayah Provinsi Jawa Barat, yang lebih dekat dengan Pelabuhan Patimban.
“Pasarnya Patimban mana? Ya Tanjung Priok. Itu kan yang akan dilahap dia. Kalau Patimban punya pasar sendiri tidak masalah. Tapi ini pasarnya tumpang tindih,” tuturnya kepada Kompas.com.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.