Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Klaim Sudah 681.000 Tenaga Kesehatan Terima Uang Insentif

Kompas.com - 01/12/2020, 07:36 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, Indrawati menyebutkan 681.000 tenaga kesehatan (nakes) baik pusat maupun daerah telah menerima insentif, sehingga total realisasinya mencapai Rp 5,55 triliun dari pagu Rp 7,22 triliun per 25 November 2020.

"Mereka yang selama ini berjuang dan masih terus berjuang. Kita harus membantu mereka agar bisa diringankan, dengan kita semua melakukan disiplin protokol kesehatan,” kata Sri Mulyani dilansir dari Antara, Selasa (1/12/2020).

Sri Mulyani juga menuturkan sebanyak Rp 0,04 triliun dari pagu Rp 0,06 triliun telah disalurkan kepada 200 tenaga kesehatan yang gugur selama menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Sudah 200 tenaga kesehatan yang meninggal yang dibayarkan santunan kematiannya. Ini mengingatkan kita untuk terus berupaya sekali lagi mencegah penularan Covid-19,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Ingatkan Para Youtuber untuk Bayar Pajak

Sri Mulyani pun memastikan pemerintah akan terus menggunakan anggarannya dan fokus pada penanganan bidan kesehatan mulai dari pengadaan vaksin hingga tes Covid-19 baik pada tahun ini maupun tahun depan.

Ia menyebutkan pemerintah akan mengalokasikan lebih dari Rp 169 triliun untuk penanganan bidang kesehatan pada tahun depan, terutama untuk testing, pengadaan vaksin, program vaksinasi, perbaikan sarana prasarana, dan penelitian pengembangan Vaksin Merah Putih.

“Fokus kita untuk 2021 adalah tetap di bidang kesehatan bagaimana kita bisa membuat masyarakat kita bertahan di dalam menjalankan kegiatan sehari-hari saat Covid-19 nya masih ada,” tegas Sri Mulyani.

Ia menuturkan saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian BUMN sedang menghitung jumlah vaksin yang akan diadakan untuk akhir tahun ini hingga awal tahun depan.

Baca juga: Saat Sri Mulyani Ditanya Anak SD soal Langkah Negara jika Kekurangan Uang

“Kita dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN tengah menghitung berapa jumlah populasi dan segmen populasi mana yang akan diprioritaskan,” kata Sri Mulyani.

Sementara itu realisasi anggaran kesehatan dalam Program PEN telah mencapai 41,2 persen dari pagu Rp 97,9 triliun yaitu Rp 40,32 triliun, yang termasuk insentif tenaga kesehatan pusat dan daerah Rp 5,55 triliun serta santunan kematian tenaga kesehatan Rp 0,04 triliun.

Kemudian gugus tugas Covid-19 Rp 3,22 triliun, belanja penanganan Covid-19 Rp 25,03 triliun, bantuan iuran JKN Rp 2,7 triliun, serta insentif perpajakan Rp 3,78 triliun.

“Apabila masih ada bidang kesehatan yang belum terserap maka dia akan dilakukan pencadangan untuk pembiayaan vaksin kita,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Minta Aset Negara Dioptimalisasi

Utang negara

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyinggung soal utang negara. Ia pun menjelaskan, dalam proses penyusunan APBN, pihaknya melibatkan seluruh elemen pemerintahan, mulai dari Presiden dan Wakil Presiden, sekaligus menteri-menteri di kabinet. Selain itu, pemerintah juga melibatkan DPR dalam penyusunan APBN.

Bila anggaran yang dibutuhkan dan diajukan setiap kementerian atau lembaga masih tetap melampaui kemampuan pembiayaan negara meski sudah dilakukan perhitungan ulang dan efisiensi, maka pemerintah akan menutupi kekurangan anggaran tersebut dengan utang.

Namun, Sri Mulyani menegaskan proses penarikan utang tersebut dilakukan dengan hati-hati.

"Kalau ternyata tetap kurang, ya utang. Agar tidak menyusahkan, cari utang yang baik," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Jawab Kritik Lonjakan Utang Pemerintah Era Presiden Jokowi

(Sumber: KOMPAS.com/Mutia Fauziah | Editor: Yoga Sukmana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com