Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelaku UMKM yang Bisa Kembali Buka Usahanya usai Terima BLT UMKM

Kompas.com - 06/12/2020, 19:03 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi para pelaku usaha mikro di Indonesia, program Banpres Produktif sebesar Rp 2,4 juta ibarat dewa penyelamat bagi kelangsungan usahanya.

Terlebih lagi di tengah pandemi Covid-19 yang menghancurkan usaha mereka.

Hal ini pun diakui oleh para pelaku usaha mikro yang berasal dari daerah Provinsi Bangka Belitung, seperti Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Tengah.

Namanya Lisa. Perempuan asal Desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah ini telah merintis usahanya dalam membuat krupuk kemplang.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendaftarkan Hak Merek untuk UMKM?

Dia menceritakan, sejak ada pandemi, membuat hasil penjualannya menurun drastis. Biasanya ia mampu mendapatkan penghasilan sebesar Rp 350.000 per minggu, namun sejak mewabahnya pandemi, penghasilannya kini menjadi Rp 100.000 per minggu, karena jarangnya pengunjung.

Untuk menghidupi keluarganya, Lisa tetap memproduksi dan memasarkan kerupuknya melalui online.

Tanpa dia pikirkan sebelumnya, Lisa mendapat Banpres Produktif. Modal bantuan tersebut pun dia pergunakan untuk membeli bahan-bahan seperti tepung sagu, minyak goreng, ikan, dan cumi-cumi sebagai bahan baku utama, sehingga, ada stok dalam beberapa hari ke depan.

"Kini, dengan mulai adanya pengunjung dan pemesanan, maka hasil penjualan sudah mengalami peningkatan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Hal serupa juga dialami oleh Kartini, perempuan asal Bugis yang sudah lama menetap di Sungai Liat, Kabupaten Bangka.

Baca juga: Pelaku UMKM Lebih Cocok Menjadi Badan Usaha Perseorangan atau PT?

Usaha Kartini sehari-harinya adalah memproduksi kue-kue, termasuk kue khas Bugis seperti Bolu Pecca, Kue Jungkir Balik, Bolu Tape, Bolu Remang, dan Kue Sarang Semut.

Sebelum Covid-19 penghasilannya mencapai Rp 200.000 perhari, maka ketika puncak pandemi, usahanya berhenti total.

Tak selang beberapa lama kemudian, Kartini kedatangan tamu dari PNM untuk didata sebagai calon penerima. Dia diminta untuk memberikan KTP-nya sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan ini.

Akhirnya, Kartini ditetapkan sebagai penerima Banpres Produktif. Dia mengaku sangat senang telah menerima Banpres Produktif.

"Dana tersebut selain saya gunakan untuk modal kerja, juga untuk membeli beberapa loyang. Dan saya berencana akan menambah oven," kata Kartini.

Penerima Banpres Produktif lainnya adalah Siti Rosidah. Perempuan yang berasal dari Batu Belubang, Pangkalan Baru, Bangka Tengah, merupakan produsen pengolahan fermentasi Ikan dengan produknya yang bernama “GG Rusif”.

Siti mengaku gembira, karena bantuan diberikan tepat saat usahanya sedang menurun.

Jika sebelum Covid-19 penghasilannya mencapai Rp 5 jutaan per bulan, maka ketika puncak pandemi, penghasilannya hanya Rp 2 jutaan setiap bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com