Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Merger Bank Syariah BUMN, Ini Tanggapan CIMB Niaga Syariah

Kompas.com - 07/12/2020, 14:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk atau CIMB Niaga Syariah menilai, adanya merger bank syariah anak usaha bank BUMN, tidak akan menutup peluang CIMB Niaga Syariah di industri perbankan syariah dalam negeri.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, pangsa pasar perbankan syariah Indonesia masih 6,18 persen dibandingkan perbankan konvensional hingga Juni 2020.

Ini menandakan masih ada potensi besar yang bisa digali dari industri perbankan syariah nasional.

Baca juga: CIMB Niaga Syariah Kantongi Laba Rp 1 Triliun hingga September 2020

"Apa itu (merger bank syariah BUMN) bakal menutup peluang kita ke depannya? Saya lihat, enggak. Karena perbankan syariah itu baru 6,18 persen, jadi target kita masih ada sekitar 94 persen lagi," ungkap Pandji dalam webinar Customer & Media Gathering CIMB Niaga Syariah, Senin (7/12/2020).

Di sisi lain, lanjut dia, setiap bank syariah tentu memiliki keunggulan maupun pasar tersendiri sehingga masing-masing memiliki peluang untuk semakin berkembang.

Aksi korporasi bank syariah BUMN itu pun dinilai menjadi pendorong bagi bank syariah lainnya untuk semakin meningkatkan kualitas.

"Ini juga berikan kompetisi yang positif untuk perbaiki diri sendiri agar bisa maju menjadi sama baiknya dengan kemajuan yang dialami bank-bank merger BUMN tersebut," kata Pandji.

Pandji mengatakan, pada dasarnya merger bank syariah BUMN menjadi berita yang positif bagi perkembangan perbankan syariah di Tanah Air.

Baca juga: Erick Thohir Berharap Masa Pandemi Menjadi Kesempatan untuk Majukan Ekonomi Syariah

Sebab, ini menunjukkan bank syariah memiliki potensi untuk menjadi besar seperti bank konvensional.

Sehingga, ia meyakini, hal itu juga memberikan dampak positif bagi bank syariah lainnya, termasuk CIMB Negara Syariah.

"Paling tidak bisa buktikan ke masyarakat bahwa bank syariah itu ada juga yang besar, bisa main di skala nasional, dan tidak lagi anak bawang. Buat kami, ini promosi gratis, ternyata merger bank ini berikan aura postif buat linkungan perbankan syariah. Ini suatu yang buat kita happy," jelas Pandji.

Sebelumnya, terdapat tiga bank syariah anak usaha bank BUMN yang melakukan mega merger (penggabungan) menjadi satu entitas bank.

Ketiganya yakni BRISyariah, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Legal merger bakal terjadi pada Februari 2021 mendatang, namun prosesnya sudah berlangsung saat ini.

Baca juga: BNI Syariah Luncurkan Kartu Debit Prioritas yang Bisa Digunakan di Seluruh Dunia

Ketiga bank telah menyepakati penggabungan dan menadatangani suatu perjanjian penggabungan bersyarat.

BRISyariah pun bakal menjadi bank survivor alias entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) usai merger dilakukan oleh ketiga bank.

Tujuan merger yakni agar Indonesia bisa memiliki bank syariah yang besar dan bersaing di kancah global.

Lewat merger, maka bank syariah BUMN itu berpotensi menjadi top ten bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar (market cap).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com