Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Corona Bikin Saham EMiten Farmasi Melesat, Bagaimana Investor Mesti Bersikap?

Kompas.com - 07/12/2020, 19:37 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Angin segar datang dari penanganan kasus Covid-19 di tanah air. Kemarin, Minggu (6/12/2020), Indonesia mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin produksi Sinovac asal China.

Saat ini, vaksin tersebut disimpan di Kantor Pusat PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat. Kedatangan vaksin ini turut mendorong kenaikan harga saham emiten farmasi.

Melansir RTI, hari ini tiga emiten yang berkaitan dengan farmasi menjadi pengisi puncak klasemen saham dengan kenaikan tertinggi. Bahkan, ketiga saham ini kompak terkena auto rejection di akhir perdagangan hari ini.

Baca juga: Jaga Momentum Positif Kedatangan Vaksin, BI Sarankan Hal Ini

Ketiga saham tersebut adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat 24,79 persen ke level Rp 4.430, saham Indofarma Tbk (INAF) melesat 24,78 persen ke level Rp 4.230, dan saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melesat 24,68 persen ke level Rp 1.440.

Sejak awal tahun, saham-saham ini juga sudah naik gila-gilaan. Saham KAEF misalnya, sudah naik 254,40 persen sejak awal tahun sementara saham IRRA sudah naik 121,54 persen sejak awal tahun.

Saham INAF bahkan lebih fantastis lagi. Sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham BUMN ini melesat hingga 386,21 persen.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai, kenaikan yang terjadi pada saham sektor farmasi disebabkan saham sektor ini mendapatkan momentum jangka pendek. Saham emiten farmasi pun bisa dimanfaatkan untuk perdagangan selama masih ada optimisme pasar.

“Sesungguhnya secara harga sekarang sudah tidak murah lagi,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Senin (7/12/2020).

Aria menyarankan, bagi investor yang ingin melakukan investasi bisa memperhatikan sektor lainnya yang masih murah.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp 637 Miliar untuk Pengadaan 3,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19

 

Menurut Aria, sektor properti masih bisa dijadikan alternatif pilihan investasi dengan kondisi saat ini dimana era suku bunga sudah cukup rendah. Secara sektoral, indeks sektor properti, real estate, dan konstruksi masih memberi return -23,54 persen sejak awal tahun.

Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, investor bisa menunggu momentum terjadinya koreksi atau langsung melakukan pembelian di current price. Jika terjadi koreksi pun William menilai tidak akan terlalu jauh.

Sementara itu, saham sektor lainnya pun hampir semuanya bisa menjadi perhatian pelaku pasar. “Karena anggapannya semua akan pulih sesudah vaksinasi,” terang William.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Vaksin corona bikin saham emiten farmasi melejit, bagaimana investor mesti bersikap?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com