Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan China Rayu Freeport Bangun Smelter di Halmahera

Kompas.com - 08/12/2020, 09:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

"Sebagai alternatif, ketimbang membangun smelter baru (sebaiknya) memperluas kapasitas smelter eksisting dan menambah pabrik logam mulia," ujar Richard dikutip dari Kontan.

Baca juga: 2 Spesies Baru Kepiting Ditemukan di Area Kerja PT Freeport Indonesia

Ia melanjutkan, dengan menambah kapasitas smelter eksisting saja, belum tentu bisa menampung seluruh konsentrat yang ditambang dari Papua.

Selain itu dari hitungan untung rugi, membangun smelter baru akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Pengerjaan konstruksinya pun akan memakan waktu lama.

Menurut dia, untuk mengatasi kapasitas produksi konsentrat yang berlebih namun tak bisa seluruhnya diolah di dalam negeri, pihaknya mengusulkan pemerintah kembali membuka ekspor konsentrat mentah.

"Kami akan terhindar dari mega proyek konstruksi ini dan keuntungan finansial yang sangat positif bagi pemerintah," jelas Richard Adkerson.

Baca juga: Sebut Smelter Tak Menguntungkan, Freeport Tegaskan Tetap Lanjutkan Pembangunannya

Ditegur pemerintah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah memberikan teguran kepada PT Freeport Indonesia, atas keterlambatan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter di Gresik, Jawa Timur.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, akibat keterlambatan pelaksanaan proses konstruksi, sampai saat ini realisasi pembangunan smelter tembaga itu baru mencapai 5,86 persen. Padahal, smelter ditargetkan sudah mulai beroperasi pada 2023.

"Terkait evaluasi atas perkembangan smetelr PTFI, Kementerian ESDM telah memberikan surat teguran Nomor 1197/36/DJB/2020 tanggal 30 September 2020 atas terlambatnya konstruksi pembangunan smelter PT Freeport Indonesia tersebut," tutur Arifin dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Arifin menyebutkan, Freeport telah membalas surat teguran tersebut pada 11 November lalu.

Merespon teguran dari Kementerian ESDM, Freeport langsung mengirimkan notice to proceed kepada perusahaan asal Jepang, Chiyoda, untuk melakukan pengerjaan test pilling.

Baca juga: Bos Freeport Buka Suara soal Antam Garap Tambang Emas Bekas Kelolaannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com