Ayu mengatakan, rata-rata nilai penjualan tanaman hiasnya mencapai Rp 40 juta-Rp 50 juta per bulan.
Baca juga: Pengiriman Ikan dan Tanaman Hias Meningkat 100 Persen, TIKI Berikan Layanan Tambahan
Puncaknya, penjualan tertinggi terjadi pada Mei 2020 yang mencapai Rp 500 juta-Rp 600 juta per bulan.
"Namun setelah itu kembali menurun, sampai di angka yang stabil sekitar Rp 40 juta-Rp50 juta per bulan," kata dia.
Permintaan Meningkat Pesat di Tengah Pandemi
Ayu mengakui, seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19 di seluruh dunia, permintaan akan tanaman hias meningkat pesat.
Bahkan, melonjak hingga 10 kali lipat dari penjualan di masa normal atau sebelum pandemi.
Permintaan yang tinggi tak hanya datang dari konsumen di luar negeri, tapi juga dalam negeri.
Berkat itu, sejak bulan lalu Ayu pun mulai menjual tanamannya di pasar domestik.
Ia mengungkapkan, nilai penjualan tanaman hias di pasar dalam negeri mencapai Rp 70 juta hingga Rp 80 juta pada bulan lalu.
Baca juga: Penjual Tanaman Hias Beberkan Pemicu Meroketnya Janda Bolong
Menurut Ayu, pendapatannya dari hasil penjualan tanaman hias yang bermula dari hobi sangatlah lumayan.
Apalagi ia merupakan ibu rumah tangga yang punya waktu luang untuk berbisnis budi daya tanaman hias.
"Untuk ukuran saya yang ibu rumah tangga, itu sudah lumayan banget. Walaupun bersihnya enggak diterima segitu karena harus beli tanaman lagi, tapi ini tetap cukup menyenangkan karena bisa bekerja di rumah, tanpa ke mana-mana," ujar dia.
Tips Menembus Pasar Ekspor ala Ayu
Ayu mengatakan, banyak hal yang dipelajarinya untuk bisa menembus pasar ekspor.
Mulai dari mendapatkan konsumen, proses ekspor, hingga pengemasan tanaman hias yang tepat.