Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gojek-Grab Dirumorkan Merger, Ini Respons KPPU

Kompas.com - 08/12/2020, 20:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu penggabungan (merger) dua moda transportasi online, Grab dan Gojek, kembali hangat diperbincangkan.

Penggabungan dua platform aplikasi yang mendominasi itu bisa saja menimbulkan monopoli bisnis.

Lantas apa kata Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)?

Komisioner KPPU Guntur Saragih mengakui, dua aplikasi tersebut memang pemimpin pasar di Indonesia.

Baca juga: Wacana Merger Gojek-Grab, Ini Respons Gabungan Pengemudi Ojek Online

Dia bilang, konsentrasi pasar merupakan salah satu faktor penilaian yang paling utama di lembaga pengawas persaingan.

"Terkait dengan ini nanti, memang iya kalau dilihat market share-nya keduanya adalah pemimpin pasar di indonesia dan memang pelakunya tidak banyak," kata Guntur dalam konferensi video, Selasa (8/12/2020).

Kendati demikian, dia tidak bisa mengomentari lebih lanjut mengenai potensi pelanggaran bila keduanya jadi menggabungkan bisnis.

Pasalnya, proses penilaian bisa dilakukan setelah ada notifikasi, mengingat kewenangan KPPU dalam Undang-Undang masih menganut proses post-notifications, bukan pre-notifications.

"Ini konsekuensi dari pelaporan kita yang post-notifications. Kemarin kami berharap ini dimasukkan dalam UU cipta kerja, karena ada kepentingan bagi investor dan pelaku usaha kalau notifikasinya pre sehingga ada kepastian," ujar Guntur.

Guntur menyebut, potensinya makin timggi bila penilaian akan semakin terkonsentrasi. Pihaknya akan memperhatikan betul pasar yang terkonsentrasi.

Baca juga: Gojek: Nilai Transaksi di Aplikasi Capai Rp 170 Triliun

"Saya mohon maaf belum bisa memasukkan penilaian apakah apapun tentang merger diterima atau ditolak, walau dalam kewenangannya KPPU bisa menerima, bisa menolak. Namun hasil penilaiannya tentu sesuai prosedur yang berlaku," pungkasnya.

Seperti diketahui, rumor terkait penggabungan usaha, alias merger dua startup ride hailing raksasa di Asia tenggara, Gojek dan Grab kembali menyeruak.

Kabar terbaru bahkan menyebutkan bahwa kedua pihak hampir mencapai kata sepakat. CEO Softbank Group, salah satu investor besar Grab, konon ikut bergabung dalam pembicaraan merger antara dua decacorn ini.

Saat dimintai tanggapan, Gojek menolak untuk berkomentar soal isu merger tersebut. Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan pihaknya tidak dapat menanggapi rumor.

"Yang dapat kami sampaikan adalah fundamental bisnis Gojek semakin kuat termasuk di masa pandemi. Beberapa layanan kami bahkan telah mencatatkan kontribusi margin positif," sebut Nila dalam pernyataannya kepada KompasTekno, Kamis (3/12/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com