Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Beberkan 3 Faktor Industri Keuangan Syariah Bisa Berjaya di Indonesia

Kompas.com - 11/12/2020, 17:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi industri keuangan syariah di Indonesia masih bisa digali lebih lanjut. Pasalnya saat ini, pangsa pasarnya masih sangat kecil, hanya 9,01 persen dari pangsa pasar konvensional.

Peluang makin nyata mengingat Indonesia adalah ekonomi terbesar ke-16 di dunia, potensi ekonomi syariah mencapai 3 triliun dollar AS, destinasi wisata halal terbaik dunia menurut GMTI, dan 229 penduduknya beragama muslim.

Advisor Grup Inovasi Keuangan Digital, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Maskum mengatakan, ada tiga kunci faktor yang mempengaruhi industri keuangan syariah di Indonesia.

Baca juga: Sektor Keuangan Syariah RI Dinilai Masih Memiliki Kendala

Faktor pertama terletak pada nilai-nilai islam dalam layanannya. Nilai islam yang menjadi keunggulan ini bisa diterima oleh masyarakat RI yang mulai melek dengan layanan jasa finansial berlandaskan syariah.

"Misalnya niat baik kedua belah pihak, tanggung jawab debitur yg lebih besar. Jadi debitur tidak memikirkan dunia tapi juga akhirat sehingga ada rasa tanggung jawab antara bank dengan nasabah. Prinsip bagi hasil, dan biaya transaksi rendah," kata Maskum dalam webinar Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020, Jumat (11/12/2020).

Faktor kedua adalah dari sisi manajemen. Meski manajemennya tidak jauh berbeda dengan keuangan konvensional, syariah unggul dalam perhatian terhadap nilai-nilai islam di setiap layanannya.

Penggunaan istilah Islam pun terserap dalam produk/jasa sehingga masyarakat lebih memahami maksudnya.

Kemudian yang ketiga adalah aspek teknologi. Keuangan syariah biasanya sangat peduli dengan data-data nasabah. Prosesnya lebih sopan dan ada perlindungan data pribadi.

"Kalau syariah memperhatikan suasana atau bisnis dari partner. Ada hubungan yang cukup baik," ucap Maskum.

Baca juga: Ini Nama Baru Hasil Merger 3 Bank Syariah BUMN

Kendati, ada tantangan dalam pengembangannya. OJK mencatat, ada tantangan dari keterbatasan infrastruktur teknologi. Sebanyak 12.538 daerah di Indonesia belum memiliki jaringan 4G, dan kontribusi tingkat penetrasi internet di Indonesia timur baru sebesar 21,5 persen.

Literasi keuangan syariah yang rendah di Indonesia juga menjadi efek bagi perkembangan produk/jasa syariah di dalam negeri. OJK mencatat, indeks literasi keuangan hanya berkisar 38 persen, dan indeks literasi keuangan digital baru 36 persen.

Padahal dilihat dari tingkat inklusinya sudah sekitar 76,9 persen. Meski tingkat inklusi ini lebih kecil ketimbang Singapura sebesar 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.

"Kapasitas institusional di Indonesia masih kurang, terutama karena SDM. 90 persen fintech menyatakan kurangnya talenta yang sesuai, dan 71 persen fintech menyampaikan kurangnya skill SDM untuk bidang tech dan software," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Peduli Pendidikan Indonesia, Bank KB Bukopin Dukung Penuh Pembangunan Perpustakaan Multikultural di Bekasi

Peduli Pendidikan Indonesia, Bank KB Bukopin Dukung Penuh Pembangunan Perpustakaan Multikultural di Bekasi

BrandzView
Pengertian Pembangunan Ekonomi, Tujuan, dan Indikator Keberhasilannya

Pengertian Pembangunan Ekonomi, Tujuan, dan Indikator Keberhasilannya

Whats New
Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Whats New
Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Whats New
Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Spend Smart
Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Whats New
Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Whats New
Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Whats New
Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Whats New
Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Whats New
Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Whats New
Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Whats New
Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com