Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok 2 Konglomerat Terkaya Indonesia dari Jualan Rokok

Kompas.com - 14/12/2020, 09:37 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Majalah Forbes belum lama ini merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia di periode tahun 2020. Di daftar teratas masih didominasi wajah-wajah lama.

Daftar miliader paling tajir ini berdasarkan komposisi kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan perorangan, bursa saham, analis, dan sumber-sumber lainnya.

Jumlah kekayaan juga memperhitungkan kepemilikan saham yang dimiliki di berbagai perusahaan terafiliasi. Peringkat tersebut mencantumkan kekayaan individu dan keluarga, termasuk yang dibagi di antara kerabat.

Dari daftar 50 orang terkaya tersebut, ada dua nama pengusaha yang sumber kekayaannya berasal dari perusahaan rokok. Berikut daftarnya:

Baca juga: Profil 7 Orang Terkaya di Indonesia, Siapa Saja Mereka?

1. Hartono bersaudara

Pemilik perusahaan rokok Djarum, Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, kembali menduduki posisi orang paling tajir di Indonesia. Keduanya mempertahankan posisi paling pucak WNI paling kaya sejak beberapa tahun terakhir.

Selain bisnis rokok, kekayaan dua bersaudara ini ditopang oleh Bank BCA. Keuntungan lama serta kenaikan saham bank swasta terbesar di Indonesia ini mendorong kenaikan kekayaan mereka.

Selain itu, baik Djarum maupun BCA menjadi induk dari banyak anak perusahaan. Forbes mencatat, kekayaan bersih keduanya yakni sebesar 38,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 548,73 triliun (kurs Rp 14.140).

Di luar rokok dan perbankan, Grup Djarum lewat GDP Venture, kini juga berekspansi dalam modal ventura yang banyak berinvestasi pada sejumlah perusahaan startup besar.

Baca juga: 2 Politikus Masuk Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia, Siapa Saja?

Mengutip situs GDP Venture, beberapa perusahaan yang disuntik modal oleh GDP Venture antara lain Kaskus, Gojek, tiket.com, Blibli, hingga situs berita Kumparan.

2. Susilo Wonowidjojo

Nama Susilo Wonowidjojo atau Cao Daoping tak bisa dilepaskan dari raksasa rokok Gudang Garam. Perusahaan ini berbasis di Kediri Jawa Timur.

Gudang Garam didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada 1958. Sebelum bisa sukses sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam berawal dari sebuah industri rumahan.

Perusahaan ini kemudian terus tumbuh berkembang dan menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia berdampingan dengan Djarum dan Sampoerna sebagai penguasa pasar rokok.

Baca juga: Profil 2 Wanita Terkaya Indonesia, Kartini Muljadi dan Arini Subianto

Gudang Garam ini saat ini sahamnya diperdagangkan secara publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jaringan distribusi Gudang Garam sangat kuat di seluruh Indonesia.

Dikutip dari Bloomberg, Gudang Garam menguasai seperlima pasar tembakau di Indonesia.

Sebagai pemilik perusahaan rokok raksasa, kekayaan Susilo tidak tanggung-tanggung. Di tahun 2020, Forbes mencatat kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo mencapai 5,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 75 triliun.

Ia menempati posisi keenam dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Selain rokok, keluarga Wonowidjojo juga memilik sejumlah usaha lainnya di sektor perkebunan sawit, properti dan infrastruktur.

Baru-baru ini, Gudang Garam juga tengah berekspansi di bisnis aviasi. Perusahaan ini tengah membangun bandara yang berlokasi di Kediri. 

Baca juga: Profil 5 Orang Terkaya Paling Muda dari Indonesia 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com