Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Baja China Akan Bangun Pabrik di Indonesia

Kompas.com - 14/12/2020, 15:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

"Kalau Jepang itu terlalu banyak penelitiannya. Negara lain juga begitu. Debatnya minta ampun. Memang yang agak nekad seperti kita orang Timur ini, ya investor dari China. Mereka kerja dulu baru mikir," ucap Bahlil dilansir dari Antara.

Baca juga: Tahun Depan, China Beli Batu Bara Indonesia Senilai Rp 20,6 Triliun

Dia mencontohkan, banyak perusahaan-perusahaan China yang sudah membangun fasilitas pengolahan bijih mineral atau smelter di berbagai daerah di Indonesia.

Padahal, smelter merupakan investasi yang terbilang sulit karena pembangunannya membutuhkan dana sangat besar, teknologi tinggi, serta harus membangun kesiapan suplai bahan bakunya.

"Contoh, nikel. hampir semua sekarang smelternya dari China. Tapi memang dari sisi mereka, ini yang paling berani," ujar Bahlil.

Bahlil juga mengakui tidak semua investor China baik dan taat aturan. Oleh karena itu, pemerintah berupaya agar bisa mengikat investor China dengan perjanjian berusaha yang jelas agar tidak menimbulkan kerugian bagi masing-masing pihak.

Baca juga: Vaksin Corona dari China Datang, Pengusaha Girang

"Sekarang tugas kita adalah bagaimana saat mereka investasi, kita harus ikat mereka dalam perjanjian yang clear and clean agar kemudian tidak menimbulkan hal-hal yang tidak berorientasi pada kerugian," kata dia.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengungkapkan, khususnya di sektor pertambangan, memang dibutuhkan investor yang berani karena sektor tersebut tinggi risiko.

"Nah secara kebetulan, yang beraninya lebih ini ya investor dari China. Tapi, jangan juga kita ikuti keberanian ini tanpa mensiasti dengan aturan yang baik. Ini sekarang tugas kita yang harus kita lakukan," kata dia.

Baca juga: 7 Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia, Sinopec China Urutan Teratas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com