Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Masih Kontraksi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2020 Diperkirakan Bisa Capai Minus 2 Persen

Kompas.com - 14/12/2020, 18:21 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian RI masih berpotensi mengalami kontraksi pada kuartal IV 2020.

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak menutup kemungkinan perekonomian Indonesia bisa kembali tumbuh positif dan keluar dari resesi.

Airlangga memperkirakan, pada kuartal IV ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran minus 2 persen hingga positif 0,6 persen.

Baca juga: Ditunjuk Jadi Ketua Harian Dewan Nasional Keuangan Inklusif, Ini Sasaran Airlangga Hartarto

Batas bawah proyeksi tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 1,6 persen hingga 0,6 persen.

“Indonesia telah lampaui titik rendah atau rock bottom di kuartal II kontraksi 5,32 persen, dan lebih tinggi di kuartal III minus 3,49 persen. Kalau momentum ini bisa kita jaga, maka kuartal IV diperkirakan bisa minus 2 persen sampai 0,6 persen,” ujar Airlangga dalam Bisnis Indonesia Award 2020, Senin (14/12/2020).

Airlangga meyakini, pemulihan ekonomi akan berlanjut di tahun depan.

Sejumlah indikator yang menunjukkan positifnya perekonomian juga mulai terlihat di kuartal III ini. 

Dalam APBN 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh positif 5 persen.

Baca juga: ADB Koreksi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi -2,2 Persen di 2020

Sementara tahun ini, perekonomian diperkirakan hanya akan tumbuh di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen. 

“Pemerintah percaya bahwa di tahun 2021 ini menjadi tahun pemulihan, tahun yang memberikan peluang kepada ekonomi nasional agar ekonomi nasional kita bisa bergerak,” ujar Airlangga.

Optimisme pertumbuhan ekonomi yang bisa kembali positif didukung oleh perbaikan permintaan domestik pada periode Oktober hingga Desember.

Hal itu terlihat dari laju inflasi yang mulai menunjukkan kenaikan dari beberapa bulan lalu.

Baca juga: Sri Mulyani: Perlu Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen agar Indonesia Jadi Negara Maju

Data terakhir hingga November 2020, laju inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (mtm) dan sebesar 1,59 persen secara tahunana (yoy).

Sebelumnya, indeks harga konsumen mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus hingga September 2020.

“Permintaan domestik, konsumsi rumah tangga sudah meningkat. Inflasi 1,59 persen (yoy) November. Jadi ini merupakan hal yang positif,” kata Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com