Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Sudah Ada Tanda-tanda Pulih, tetapi Sri Mulyani Masih Waspada, Mengapa?

Kompas.com - 14/12/2020, 18:35 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, perekonomian Indonesia telah melewati masa terberat yang terjadi pada kuartal II lalu.

Namun demikian, pihaknya masih mewaspadai kinerja impor yang masih mengalami tanda-tanda kontraksi lebih dalam pada kuartal III ini.

Pasalnya hingga Oktober, nilai impor tercatat sebesar 10,78 miliar dollar AS.

Baca juga: Meski Masih Kontraksi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2020 Diperkirakan Bisa Capai Minus 2 Persen

Angka tersebut merosot 6,79 persen jika dibandingkan dengan bulan September lalu.

Di sisi lain, bila dibandingkan dengan Oktober 2019, angka tersebut merosot 26,93 persen.

"Satu pengecualian adalah impor yang masih menunjukkan tanda-tanda kontraksi yang lebih dalam di kuartal III ini," ujar Sri Mulyani dalam Bisnis Indonesia Awards 2020, Senin (14/12/2020).

"Ini yang harus kita waspadai," lanjut dia.a

Padahal, beberapa indikator perekonomian lain mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Baca juga: ADB Koreksi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi -2,2 Persen di 2020

Misalnya saja dari sisi permintaan, kontraksi yang dialami konsumsi rumah tangga lebih baik dibanding kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III tercatat sebesar 4,04 persen (yoy).

Sementara pada kuartal II lalu, kontraksi pertumbuhan konsumsi tercatat mencapai 5,25 persen (yoy).

Di sisi lain, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi tercatat tumbuh sebesar 8,45 persen.

"Dari sisi investasi juga meskipun masih sangat bertahap juga mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan kondisi kuartal kedua. Ekspor pun demikian sudah mulai ada perbaikan," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Perlu Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen agar Indonesia Jadi Negara Maju

Jika melihat kegiatan produksi secara sektoral, perbaikan juga mulai terjadi di sektor industri pengolahan, perdagangan, transportasi, dan pergudangan.

Selain itu juga di sektor pertanian, konstruksi, akomodasi, serta makanan minuman mulai menunjukkan pemulihan.

"Semuanya menunjukkan pembalikan atau adanya perbaikan dibandingkan sektor pada situasi kuartal kedua," kata Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com