Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Provinsi di Indonesia yang Penduduknya Paling Banyak Makan Ikan

Kompas.com - 15/12/2020, 11:11 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski berstatus negara maritim, konsumsi ikan per kapita penduduk Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru di bawah 50 kilogram (kg) per kapita per tahun.

Bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) atau Singapura (80 kg per kapita per tahun). Di Jepang, konsumsi ikan per kapita penduduknya bahkan mendekati 100 kg per kapita per tahun.

Dikutip dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (15/12/2020), konsumsi ikan tertinggi di Indonesia saat ini dipegang oleh Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penduduk di Sultra menempati posisi teratas dalam hal konsumsi ikan dengan konsumsi ikan segar per kapita per bulan sebesar 3,16 kg per bulan atau 37,92 per tahun.

Baca juga: Ini 10 Kota Termahal dan Termurah di Dunia untuk Ekspatriat

Konsumsi tersebut tak hanya menghitung jumlah konsumsi ikan segar, namun juga termasuk produk perikanan lain seperti udang, cumi, dan kerang.

Masih menurut BPS, konsumsi ikan segar terendah ditempati oleh Yogyakarta dengan konsumsi ikan segar per kapita per bulan hanya sebanyak 0,64 kg.

Sementara dari sisi pengeluarannya, posisi tertinggi ditempati Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu sebesar Rp 92.312 per kapita sebulan. Sedangkan terendah di Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar Rp 16.790 per kapita sebulan.

Konsumsi daging ayam

BPS juga menghitung konsumsi per kapita daging ayam penduduk Indonesia di 34 provinsi. Konsumsi daging ayam ras/ kampung sebagai salah satu komoditas pada kelompok daging, konsumsi per kapita sebulan tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,85 kg.

Baca juga: 7 Daerah dengan Biaya Hidup Paling Rendah di Indonesia

Sedangkan terendah di Provinsi Maluku Utara sebesar 0,10 kg. Jika dilihat dari sisi pengeluaran per kapita sebulan, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan pengeluaran tertinggi, yaitu sebesar Rp 28.119. Sedangkan yang terendah di Provinsi Maluku Utara sebesar Rp 4.618.

Pada kelompok telur dan susu, konsumsi per kapita sebulan telur ayam ras/kampung tertinggi terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu sebesar 12,15 butir.

Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 3,43 butir. Sementara untuk pengeluaran per kapita sebulan komoditas tersebut, tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp 19.163, sedangkan terendah di Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp 7.492.

Secara nasional, rata-rata pengeluaran per kapita untuk konsumsi sebulan sebesar Rp 1.165.241. Dibandingkan dengan angka tersebut, sebanyak 20 provinsi memiliki rata-rata pengeluaran yang berada di atas angka nasional.

Baca juga: Sosok 2 Konglomerat Terkaya Indonesia dari Jualan Rokok

Provinsi dengan pengeluaran tertinggi yaitu Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 2.156.112 sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar Rp 750.693.

Sementara itu, persentase rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar 49,14 persen dan bukan makanan sebesar 50,86 persen. Hal ini secara langsung mengindikasikan bahwa secara nasional, pangsa pengeluaran pangan adalah sebesar 49,14 persen.

Fenomena pangsa pengeluaran pangan yang kurang dari 50 persen ini mengindikasikan bahwa pengeluaran untuk bukan makanan penduduk Indonesia sedikit lebih besar porsinya dibandingkan untuk makanan.

Wilayah perdesaan dengan pangsa pengeluaran pangan sebesar 55,59 persen, cenderung memiliki ketahanan pangan yang lebih rendah dibandingkan wilayah perkotaan yang pangsa pengeluaran pangannya sebesar 45,90 persen.

Baca juga: Tiga dari 50 Orang Terkaya di Indonesia Berusia 40 Tahunan, Siapa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com