JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Selasa (15/12/2020).
Adapun dalam rapat tersebut, nama Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Hery saat ini menduduki posisi sebagai Ketua Project Management Office merger PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yakni penggabungan atas PT Bank BRISyariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Mandiri Syariah.
Baca juga: Per November 2020, Penyaluran KUR BRI Syariah Capai Rp 4,4 Triliun
"BRIsyariah menggelar RUPSLB sebagai salah satu proses yang harus dilalui dalam proses merger tiga bank umum syariah milik anak perusahaan BUMN. Bank hasil merger akan bergabung secara efektif pada 1 Februari 2021," tulis manajemen BRI Syariah dalam siaran pers.
Sebagai informasi, bank hasil penggabungan akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Bank hasil penggabungan akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS.
Baca juga: Sektor Keuangan Syariah RI Dinilai Masih Memiliki Kendala
Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.
Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.
Adapun ausunan manajemen baru berdasarkan hasil RUPSLB adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Mulya E. Siregar
Komisaris: Suyanto
Komisaris: Masduki Baidlowi
Komisaris: Imam Budi Sarjito
Komisaris: Sutanto