Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihantam Corona, KFC Indonesia Terpaksa Tutup 33 Gerai

Kompas.com - 16/12/2020, 11:38 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola jaringan restoran cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), berupaya keras menjaga kinerja keuangan agar kerugian tak semakin membengkak di tahun 2020.

Sebagaimana diketahui, restoran jadi salah satu bisnis yang terdampak paling parah dari penyebaran pandemi virus corona (Covid-19). Bulan lalu, KFC Indonesia mengumumkan rugi Rp 283,2 miliar hingga 30 September 2020. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, KFC untung Rp 124,4 miliar.

Banyak restoran cepat saji KFC Indonesia terpaksa ditutup. Salah alasannya karena adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari pemerintah.

Dalam keterangan tertulis FAST seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/12/2020), saat ini terdapat 33 gerai tutup sementara karena adanya beberapa faktor.

Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Kolonel Sanders, Sang Penemu Bumbu Rahasia KFC

Pertama, karena gerai KFC berada di transit point seperti bandara atau stasiun. Kedua, karena pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara.

"33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi, jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, kami berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut," tulis FAST dalam keterangannya.

FAST mengakui, dari sisi penjualan memang mengalami penurunan hingga 30 sampai 35 persen karena gerai-gerai KFC yang ada di sejumlah mal juga menurun.

Untuk gerai free standing dan in line, penurunannya tidak terlalu besar atau hanya sekitar 15- 20 persen. Penurunan ini disebabkan karena adanya pembatasan untuk dine-in di restoran seperti pengunjung hanya diperbolehkan 50 persen dari total kapasitas.

Baca juga: Lebih Besar Mana Pendapatan McDonalds Vs KFC?

Lalu beberapa gerai yang waktu operasionalnya dibatasi. FAST mengklaim kalau segmen penjualan dari drive thru justru meningkat selama pandemi.

"Kalau kami melihat tren drive thru, kami terdapat perkembangan sebesar 10 persen dari nilai penjualan," tulis FAST lagi.

Sedangkan untuk home delivery dan home delivery aggregator, jika dijumlah masih mencapai kisaran 14 persen dari total penjualan (untuk aggregator gojek dan grabfood) serta home delivery di angka 14.022.

Selainitu, hampir 35 persen penjualan KFC berasal dari takeaway. Di mana di saat pandemi ini justru takeway naik hampir sebesar 65 persen. Jadi meskipun transaksi dine-in kami menurun, tapi untuk takeaway tetap masih ada," tulis FAST.

Baca juga: Penjualan Turun, KFC Indonesia Rugi Rp 283 Miliar

Perseroan sendiri sudah melakukan beberapa inisiatif untuk mengurangi biaya pengeluaran seperti biaya operasional, gaji karyawan, rental, listrik, dan sebagainya supaya breakeven point bisa dikurangi juga.

Tetapi setelah dilakukan berbagai upaya, tetap saja penjualan belum mencapai ke titik breakeven point, sehingga perusahaan tetap mencatatkan rugi.

Penjualan baru bisa menutup titik imbas jika sudah berada di angka Rp 500 miliar sampai Rp 520 miliar. Pihak FAST menyebut saat ini sedang gencar melakukan promosi-promosi untuk mencapai penjualan hingga Rp 500 miliar ke atas.

Di tahun 2021, perseroan optimis bisa mencapai target penjualan hingga Rp 7 triliun.

"Maka kami baru bisa mencapai profit. Namun saat ini kami masih berusaha menyusun budgetnya, karena masih banyak inisiatif yang kami lakukan untuk efisiensi dari aspek pembiayaan," tulis FAST.

Baca juga: McDonalds Vs KFC di Indonesia, Mana yang Gerainya Paling Banyak?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com