Sedangkan untuk home delivery dan home delivery aggregator, jika dijumlah masih mencapai kisaran 14 persen dari total penjualan (untuk aggregator gojek dan grabfood) serta home delivery di angka 14.022.
Selainitu, hampir 35 persen penjualan KFC berasal dari takeaway. Di mana di saat pandemi ini justru takeway naik hampir sebesar 65 persen. Jadi meskipun transaksi dine-in kami menurun, tapi untuk takeaway tetap masih ada," tulis FAST.
Baca juga: Penjualan Turun, KFC Indonesia Rugi Rp 283 Miliar
Perseroan sendiri sudah melakukan beberapa inisiatif untuk mengurangi biaya pengeluaran seperti biaya operasional, gaji karyawan, rental, listrik, dan sebagainya supaya breakeven point bisa dikurangi juga.
Tetapi setelah dilakukan berbagai upaya, tetap saja penjualan belum mencapai ke titik breakeven point, sehingga perusahaan tetap mencatatkan rugi.
Penjualan baru bisa menutup titik imbas jika sudah berada di angka Rp 500 miliar sampai Rp 520 miliar. Pihak FAST menyebut saat ini sedang gencar melakukan promosi-promosi untuk mencapai penjualan hingga Rp 500 miliar ke atas.
Di tahun 2021, perseroan optimis bisa mencapai target penjualan hingga Rp 7 triliun.
"Maka kami baru bisa mencapai profit. Namun saat ini kami masih berusaha menyusun budgetnya, karena masih banyak inisiatif yang kami lakukan untuk efisiensi dari aspek pembiayaan," tulis FAST.
Baca juga: McDonalds Vs KFC di Indonesia, Mana yang Gerainya Paling Banyak?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.