Dari temuan riset dan preferensi konsumen di e-commerce tersebut, menurut Arya, daya beli atau dorongan masyarakat untuk spending pada dasarnya tidak banyak berubah. Ada banyak kalangan yang hanya mengubah alokasi belanja saja.
Misalnya, yang tadinya mengeluarkan uang untuk pergi nge-gym, kini beralih menekuni hobi olah raga bersepeda dengan alasan tetap sehat dan daya tahan tubuh meningkat. Yang tadinya merogoh kocek untuk minum kopi di coffee shop, kini beralih masak di rumah dengan membeli alat memasak baru.
Alasannya, memasak di rumah lebih hemat dan aman dari ancaman tertular Covid-19.
Padahal, bisa saja fenomena ini juga terjadi karena terdorong untuk pamer di sosial media.
“Gelora untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai social currency tinggi itu tetap ada,” ungkap Arya.
Baca juga: Dirut BTN: Sektor Perumahan Masih Tumbuh 1,9 Persen Saat Pandemi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.