Pada kelompok reluctant leaver, pendekatan konseling juga dapat dilakukan untuk membantu pekerja mengatasi masalah yang membuatnya harus berhenti sekalipun mereka tetap ingin bekerja di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, sebagai pekerja, jika mereka berada pada situasi reluctant leavers ataupun reluctant stayer, jika mengalami keragu-raguan, mereka disarankan untuk bersikap aktif.
Kedua kelompok pekerja ini sebaiknya berinisiatif untuk menghubungi pihak yang berkaitan, seperti atasan mereka atau bagian personalia perusahaan untuk berdiskusi mengenai keputusan yang akan diambil dan solusi alternatif yang ditawarkan perusahaan untuk membantu mereka.
Selain melakukan konseling kepada pekerja, alternatif rencana tindakan yang dapat dilakukan perusahaan antara lain adalah membuat program transfer knowledge antarpekerja dan membuat perencanaan karier untuk mendukung perkembangan karier pekerja enthusiastic stayer dan reluctant leaver.
Perusahaan juga dapat mengadakan aktivitas-aktivitas yang menumbuhkan persepsi positif terhadap perusahaan bagi tipe reluctant stayer sehingga mereka tetap dapat memberikan kontribusi dan tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan.
Baca juga: Jangan Asal, Ini Tips Jelaskan Alasan Resign Saat Wawancara Kerja
Dr Rostiana, MSi, Psi
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Rena Kristanti, SPsi
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara