Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhiri 2020, BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga di Level 3,75 Persen

Kompas.com - 17/12/2020, 09:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bakal mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Desember 2020 hari ini, Kamis (17/12/2020).

Para ekonom berpendapat, BI akan mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRR di level 3,75 persen usai memangkas 25 bps pada November 2020.

Ekonom Bank BCA, David Sumual beralasan, penahanan suku bunga acuan bank sentral lebih disebabkan oleh adanya sinyal perbaikan ekonomi. Apalagi pada kuartal I 2020, vaksin Covid-19 rencananya terdistribusi di Tanah Air.

Baca juga: Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,8 Persen Tahun Depan

"Dalam 6 bulan ke depan kita harapkan confidence (kepercayaan) masyarakat semakin meningkat," kata David ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

David menuturkan, gairah ekonomi yang semakin membaik membuat bank sentral perlu bersiap menyambut tekanan inflasi ke depan. Pada 2021, inflasi diprediksi akan berada dalam kisaran sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Sejauh ini kita lihat suku bunga 3,75 persen ini juga cukup baik dalam menjaga stabilitas rupiah, jadi volatilitasnya cenderung menurun. (Penahanan suku bunga) ini saya pikir kondusif untuk stabilitas nilai tukar dan inflasi jangka pendek," ucapnya.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro juga berpendapat demikian. Dia beranggapan, tingkat suku bunga acuan sebesar 3,75 persen saat ini sudah sesuai dengan tujuan BI menjaga stabilitas nilai tukar, sekaligus menjangkar outlook inflasi ke depan.

"Kalau bulan ini menurut saya BI akan hold (suku bunga acuan)," tuturnya.

Lalu, menurut Direktur riset CORE Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, BI perlu memberi waktu pada perbankan yang belum sepenuhnya mengikuti kebijakan suku bunga BI-7DRR yang sudah turun 100 bps tahun ini.

Lagipula kata Piter, akan ada risiko bila BI kembali menurunkan suku bunga acuan bulan ini. Kebijakan tersebut bisa saja direspons negatif oleh para pelaku pasar karena dinilai terlalu cepat.

"Jadi saya perkirakan BI akan menahan suku bunga acuan. Saat ini suku bunga acuan sudah sangat rendah, sementara suku bunga perbankan belum sepenuhnya mengikuti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com