JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia menilai tantangan utama Indonesia dalam mengatasi masalah ketahanan pangan yakni keterjangkauan serta ketersediaan makanan bergizi, terutama untuk masyarakat miskin.
Country Director World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menilai, ketersediaan pangan di Indonesia masih terpusat di perkotaan.
Dia mengatakan, orang kota kini menuntut untuk bisa mendapatkan makanan dengan ragam pilihan pangan bergizi.
Baca juga: G20 Sepakati Relaksasi Pinjaman, Negara Miskin Bisa Cicil Utang hingga 2021
Sementara, hal yang sama cenderung tidak bisa dinikmati oleh masyarakat miskin.
"Tantangan keamanan pangan di Indonesia itu bukan ketersediaan, tapi keterjangkauan makanan bergizi," ujar Kahkonen dalam acara peluncuran IEP Desember 2020 secara virtual, Kamis (17/12/2020).
"Indonesia mengalami tantangan manan berigizi lebih banyak dinikmati mereka yang mampu membeli makanan dan tidak oleh mereka yang kelompok miskin," ujar dia.
Kohkonen mengatakan, rumah tangga dengan tingkat pendapatan rendah masih mengalami kerawanan pangan atau food insecurity.
Dengan demikian, seharusnya pemerintah tidak hanya memperhatikan masalah pertanian dan produksi saja, namun juga distribusi, perdagangan, hingga daya saing pasar.
Baca juga: Bank Dunia Revisi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi Minus 2,2 Persen
"Pandemi menekankan pentingnya isu-isu ranah pangan, dan sekaligus menjadi peluang untuk beradaptasi dan transofrmasi sehingga bisa mendorong reformasi di bidang pangan untuk keterjangkauan ragam makanan bergizi di Indonesia," jelas dia.
Bank Dunia menuturkan, kelompok rumah tangga miskin dan rentan lebih mudah terdampak pada harga pangan tinggi dan tak stabil.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan