Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Hal Ini Harus Diperhatikan Agar Ekonomi Digital Indonesia Bisa Terus Tumbuh

Kompas.com - 17/12/2020, 17:21 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pembina idEA Rudiantara mengatakan, berdasarkan data yang ia terima dari Temasek, ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai 124 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.744 triliun.

Oleh sebab itu kata dia, ada 2 hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan agar pencapaian tersebut bisa terealisasi.

"Pertama adalah menyiapkan produk-produk yang berkualitas, apabila kita sudah memiliki produk yang berkualitas, otomatis bisa dijual di platform digital, selain itu pula pasarnya juga lebih besar," ujar Rudiantara saat diskusi Lazada yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12/2020).

Baca juga: Seminar di Bioskop, Ini Kata Cinema XXI

Dalam hal ini, Rudiantara menyarankan ke pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang apabila juga berkeinginan untuk mau meluncur ke ekosistem digital, harus mampu menyiapkan produk yang siap untuk dipakai, baik secara kuantitas dan kualitas.

"Kualitas dan kuantitas produk juga harus diperhatikan," ucap dia.

Kedua, ekosistem transaksi pembayaran. 

Rudiantara menyebutkan, sejauh ini memang sudah ada 174 juta orang yang sudah memanfaatkan transaksi pembayaran secara digital.

Hanya saja, angka tersebut berasal dari campuran agregator baik dari kartu kredit ATM, Mobile Banking, dan e-money.

Baca juga: Hingga Desember, BI Telah Suntik Likuiditas Rp 694,87 Triliun ke Perbankan

Padahal, potensi transaksi e-money sebenarnya diakui dia masih bisa digenjot.

"Kemarin saja pada 11 Mei 2020 berdasarkan data yang didapatkan oleh Bank Indonesia (BI) transaksi e-money itu sudah melebihi transaksi kartu kredit di tahun 2019. Transaksi e-money juga bisa digenjot apalagi sejak pandemi transaksi e-money seperti OVO, GoPay dan lainnya meningkat," kata dia.

Rudiantara menambahkan, berdasarkan penelitian, diproyeksikan transaksi e-commerce juga telah meningkat di tahun 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun ada pandemi.

Untuk itu, dia menyarankan pemerintah agar mau ambil posisi untuk membantu percepatan transaksi digital Indonesia.

"Pemerintah harus mau mengambil posisinya, ikut membantu, jangan hanya sebagai regulator saja. Begitupun dengan para player, semua harus bekerjasama agar ekonomi digital kita juga bisa lebih besar," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com