JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pembina idEA Rudiantara mengatakan, berdasarkan data yang ia terima dari Temasek, ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai 124 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.744 triliun.
Oleh sebab itu kata dia, ada 2 hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan agar pencapaian tersebut bisa terealisasi.
"Pertama adalah menyiapkan produk-produk yang berkualitas, apabila kita sudah memiliki produk yang berkualitas, otomatis bisa dijual di platform digital, selain itu pula pasarnya juga lebih besar," ujar Rudiantara saat diskusi Lazada yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Seminar di Bioskop, Ini Kata Cinema XXI
Dalam hal ini, Rudiantara menyarankan ke pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang apabila juga berkeinginan untuk mau meluncur ke ekosistem digital, harus mampu menyiapkan produk yang siap untuk dipakai, baik secara kuantitas dan kualitas.
"Kualitas dan kuantitas produk juga harus diperhatikan," ucap dia.
Kedua, ekosistem transaksi pembayaran.
Rudiantara menyebutkan, sejauh ini memang sudah ada 174 juta orang yang sudah memanfaatkan transaksi pembayaran secara digital.
Hanya saja, angka tersebut berasal dari campuran agregator baik dari kartu kredit ATM, Mobile Banking, dan e-money.
Baca juga: Hingga Desember, BI Telah Suntik Likuiditas Rp 694,87 Triliun ke Perbankan
Padahal, potensi transaksi e-money sebenarnya diakui dia masih bisa digenjot.
"Kemarin saja pada 11 Mei 2020 berdasarkan data yang didapatkan oleh Bank Indonesia (BI) transaksi e-money itu sudah melebihi transaksi kartu kredit di tahun 2019. Transaksi e-money juga bisa digenjot apalagi sejak pandemi transaksi e-money seperti OVO, GoPay dan lainnya meningkat," kata dia.
Rudiantara menambahkan, berdasarkan penelitian, diproyeksikan transaksi e-commerce juga telah meningkat di tahun 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun ada pandemi.
Untuk itu, dia menyarankan pemerintah agar mau ambil posisi untuk membantu percepatan transaksi digital Indonesia.
"Pemerintah harus mau mengambil posisinya, ikut membantu, jangan hanya sebagai regulator saja. Begitupun dengan para player, semua harus bekerjasama agar ekonomi digital kita juga bisa lebih besar," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.