Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 3 Operator yang Dapat Frekuensi 5G, Bagaimana Rekomendasi Saham Perusahaan Telko?

Kompas.com - 18/12/2020, 11:15 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengumumkan tiga operator seluler yang memenuhi syarat dan lolos seleksi administrasi untuk mendapatkan lisensi pita frekuensi 2,3 GHz pada rentang 2360-2390 MHz.

Frekuensi yang terdiri dari tiga blok ini nantinya dapat digunakan untuk menyelenggarakan jaringan 5G di Indonesia.

Ketiga operator tersebut adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri). Sementara itu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) tidak lolos evaluasi administrasi dan PT Indosat Tbk (ISAT) memang tidak menyerahkan dokumen permohonannya.

Baca juga: Ada Pandemi, TBIG Andalkan Kontrak Jangka Panjang dari Perusahaan Telko

Analis Henan Putihrai Sekuritas Muhammad As'ad mengatakan, keberhasilan Smartfren, Telkomsel, dan Tri dalam lelang ini akan berefek positif bagi ketiganya. Pasalnya, implementasi teknologi jaringan 5G ketiga operator tersebut tentu akan jadi lebih mudah.

Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani menilai, siapapun pihak yang mendapatkannya, pita frekuensi 2,3 Ghz tersebut masih akan digunakan untuk jaringan 4G.

"Kami melihat adopsi 5G masih butuh waktu karena penerapan 4G saja masih belum merata di seluruh Indonesia," ucap dia seperti dilansir Kontan.co.id, Jumat (18/12).

Terlebih lagi, masing-masing operator hanya mendapat tambahan 10 Mhz. Menurut dia, jumlah tersebut tidak terlalu besar sehingga tidak memberi dampak signifikan. Untuk menjadi lebih unggul, para operator masih perlu pengembangan jaringan secara konsisten yang tentu membutuhkan belanja modal besar.

Di sisi lain, operator yang tidak memperoleh tambahan frekuensi ini juga tak terlalu dirugikan. Mengingat, XL Axiata dan Indosat belum memiliki jaringan existing pada pita frekuensi 2,3 Ghz sehingga apabila keduanya menang lelang justru memerlukan investasi tambahan yang besar.

Sebagai informasi, saat ini, pita frekuensi 2,3 GHz telah dihuni oleh dua operator seluler. Telkomsel menempati pita 2300-2330 MHz, sementara Smartfren menghuni 2330-2360 MHz.

As'ad juga menilai, adanya frekuensi tambahan untuk ketiga operator tidak terlalu merugikan XL Axiata dan Indosat. Mengingat, konsolidasi jaringan teknologi baru telah diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

"Apabila semuanya (konsolidasi jaringan) berjalan, maka tidak akan menghambat ekspansi kedua operator tersebut," ungkap As'ad.

Baca juga: Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia

Dia menuturkan, penambahan pita frekuensi ini hanya menjadi katalis sesaat untuk saham-saham telekomunikasi.

Selvi pun melihat, kenaikan harga saham ke depannya masih lebih dipengaruhi oleh ekspektasi investor terhadap prospek pertumbuhan emiten tersebut.

Menurut Selvi, saham TLKM dan EXCL masih menarik. Ia merekomendasikan buy dengan target harga TLKM di level Rp 4.300 per saham dan EXCL di Rp 3.300. Sementara ISAT sudah melampaui target harganya di Rp 3.100 sehingga ia merekomendasikan hold sembari meninjau ulang.

As'ad juga merekomendasikan buy TLKM dan EXCL dengan target harga masing-masing di Rp 3.700 dan Rp 3.200 per saham. Secara sektoral, dia melihat sektor telekomunikasi masih overweight pada 2021. (Nur Qolbi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Cuma tiga operator yang dapat frekuensi 5G, simak rekomendasi saham telko berikut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com