JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, kinerja neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus pada November 2020 cukup berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.
Menurut Mendag surplus neraca perdagangan kali ini di dorong pertumbuhan ekspor, sementara impor menurun. Tren sebelumnya, surplus dipengaruhi laju penurunan impor yang lebih dalam ketimbang penurunan ekspor.
Neraca perdagangan November 2020 tercatat sebesar 2,61 miliar dollar AS, berasal dari ekspor sebesar 15,2 miliar dollar AS atau tumbuh 9,54 persen secara tahunan, dan impor sebesar 12,6 miliar dollar AS atau turun 17,46 persen secara tahunan.
"Surplus ini terjadi karena adanya pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dari pertumbuhan impor, bukan akibat impor yang melemah lebih dalam dibanding ekspor," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Mulai Awal Januari, Transaksi Investor di Bursa Dikenai Bea Materai Rp 10.000
Meski melanjutkan tren surplus selama tujuh bulan berturut, namun nilai surplus 2,61 miliar dollar AS itu menurun jika dibandingkan dengan Oktober 2020 yang surplus sebesar 3,58 miliar dollar AS.
"Namun surplus November ini merupakan surplus tertinggi ketiga yang dicatatkan sepanjang 2020," kata Agus,
Ia menjelaskan, penurunan surplus neraca perdagangan pada bulan lalu disebabkan adanya penurunan surplus nonmigas yang cukup besar jika dibandingkan surplus nonmigas Oktober 2020.
Surplus neraca nonmigas di November 2020 sebesar 2,94 miliar dollar AS, turun 1,10 miliar dollar AS dibandingkan surplus neraca nonmigas Oktober 2020 yang sebesar 4,04 miliar dollar AS.
Kendati demikian, defisit migas berhasil turun cukup dalam dari sebesar 450,1 juta dollar AS pada Oktober 2020 menjadi 322,9 juta dollar AS pada November 2020.
Baca juga: Bos KAI Masih Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Kewajiban Rapid Test Antigen