Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Surplus Neraca Dagang November Jadi Tertinggi Ketiga pada 2020

Kompas.com - 18/12/2020, 19:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, kinerja neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus pada November 2020 cukup berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.

Menurut Mendag surplus neraca perdagangan kali ini di dorong pertumbuhan ekspor, sementara impor menurun. Tren sebelumnya, surplus dipengaruhi laju penurunan impor yang lebih dalam ketimbang penurunan ekspor.

Neraca perdagangan November 2020 tercatat sebesar 2,61 miliar dollar AS, berasal dari ekspor sebesar 15,2 miliar dollar AS atau tumbuh 9,54 persen secara tahunan, dan impor sebesar 12,6 miliar dollar AS atau turun 17,46 persen secara tahunan.

"Surplus ini terjadi karena adanya pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dari pertumbuhan impor, bukan akibat impor yang melemah lebih dalam dibanding ekspor," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Mulai Awal Januari, Transaksi Investor di Bursa Dikenai Bea Materai Rp 10.000

Meski melanjutkan tren surplus selama tujuh bulan berturut, namun nilai surplus 2,61 miliar dollar AS itu menurun jika dibandingkan dengan Oktober 2020 yang surplus sebesar 3,58 miliar dollar AS.

"Namun surplus November ini merupakan surplus tertinggi ketiga yang dicatatkan sepanjang 2020," kata Agus,

Ia menjelaskan, penurunan surplus neraca perdagangan pada bulan lalu disebabkan adanya penurunan surplus nonmigas yang cukup besar jika dibandingkan surplus nonmigas Oktober 2020.

Surplus neraca nonmigas di November 2020 sebesar 2,94 miliar dollar AS, turun 1,10 miliar dollar AS dibandingkan surplus neraca nonmigas Oktober 2020 yang sebesar 4,04 miliar dollar AS.

Kendati demikian, defisit migas berhasil turun cukup dalam dari sebesar 450,1 juta dollar AS pada Oktober 2020 menjadi 322,9 juta dollar AS pada November 2020.

Baca juga: Bos KAI Masih Tunggu Keputusan Pemerintah Soal Kewajiban Rapid Test Antigen

Ekspor Tumbuh Secara Bulanan dan Tahunan

Pada bulan lalu ekspor Indonesia yang sebesar 15,28 miliar dollar AS, tumbuh 6,36 persen dibandingkan Oktober 2020, atau tumbuh 9,54 persen dibandingkan November 2019.

Agus mengatakan, pertumbuhan ekspor November 2020 di dorong terjadinya peningkatan ekspor pada produk lemak dan minyak nabati naik, bahan bakar mineral, besi dan baja, serta mesin dan peralatan dari mesin.

Nilai ekspor Indonesia ke negara mitra utama pun tumbuh secara bulanan. Seperti ke China tumbuh 16,17 persen, Jepang tumbuh 11,67 persen, India tumbuh 10,04 persen, Australia 16,56 persen, dan Korea Selatan tumbuh 7,12 persen.

Kinerja ekspor di beberapa negara di kawasan ASEAN dan Uni Eropa juga masih terus tumbuh, seperti ekspor ke Malaysia dan Thailand masing-masing sebesar 24,5 persen dan 8,79 persen, serta ke Jerman dan Belanda sebesar 35,38 persen dan 7,52 persen.

Agus mengatakan. menjelang setahun merebaknya pandemi Covid-19, masyarakat dunia kini semakin baik beradaptasi dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Maka masyarakat dapat terus beraktivitas dan bekerja dengan produktif sehingga aktivitas perekonomian global ikut membaik.

“Ekspor bulan November semakin menunjukkan perkembangan pemulihan perekonomian global yang semakin baik," kata dia.

Adapun secara kumulatif total ekspor Indonesia selama Januari-November 2020 mencapai 146,78 miliar dollar AS atau turun 4,11 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada periode itu, eskpor nonmigas pun tercatat turun dan ekspor migas turun 31,59 persen.

Baca juga: Kasus Gagal Bayar, Indosterling Sudah Lakukan Pembayaran ke 1.108 Kreditur

Impor Tumbuh Secara Bulanan tapi Turun Secara Tahunan

Impor Indonesia pada November 2020 yang sebesar 12,66 miliar dollar AS tumbuh 17,40 persen dibandingkan Oktober 2020, namun turun 17,46 persen dibandingkan November 2019.

Dilihat secara bulanan, peningkatan impor bulan lalu disebabkan adanya kenaikan impor migas sebesar 0,59 persen menjadi 1,08 dollar AS, serta naiknya impor nonmigas sebesar 19,27 persen menjadi 11,58 miliar dollar AS.

Agus menjelaskan, peningkatan impor migas sejalan dengan peningkatan konsumsi energi dan aktivitas masyarakat. Lonjakan impor nonmigas disumbang dari impor produk golongan mesin dan perlengkapan elektrik yang meningkat 23,82 persen atau sebesar 354,4 juta dollar AS.

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia Januari-November 2020 mencapai 127,13 miliar dollar AS, turun sebesar 18,91 persen dbandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Pada periode tersebut, impor nonmigas di dominasi impor barang asal China sebesar 34,91 miliar dollar AS, dengan pangsa 30,53 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Sementara Jepang sebesar 9,77 miliar dollar AS atau pasangnya 8,54 pesen, dan Singapura 7,38 miliar dollar AS atau pangsanya 6,45 persen.

Sementara secara kawasan, impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,16 miliar dollar AS dan berkontribusi sebesar 18,50 persen terhadap impor nonmigas Indonesia. Sedangkan impor dari kawasan Uni Eropa tercatat sebesar 9,06 miliar dollar AS dengan pangsa 7,92 persen.

“Selama pandemi Covid-19 ini, pangsa impor dari China mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dilatarbelakangi pemulihan pandemi China dibandingkan dengan negara lain sehingga pasokan dari China menjadi alternatif utama bagi pasar Indonesia,” tutup Agus.

Baca juga: BI Proyeksi Pembiayaan Korporasi Meningkat dalam 3 Bulan ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com