JAKARTA, KOMPAS.com - Uang kripto bitcoin menarik perhatian para investor lantaran harganya yang terus menanjak di tengah pandemi.
Padahal, instrumen investasi lain seperti saham sempat merosot ke titik terendahnya pada bulan Maret lalu, sementara instrumen emas yang kerap dianggap safe haven pun kini harganya kembali melemah.
Harga bitcoin sempat mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pada Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Bitcoin Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini Penyokongnya
Bitcoin diperdagangkan pada 22.000 dollar AS atau setara Rp 310 juta (asumsi kurs Rp 14.100 per dollar AS).
Meski demikian, berinvestasi di bitcoin bukan berarti tanpa risiko.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, lonjakan harga yang terjadi sepanjang tahun ini bisa menyebabkan umpan balik negatif terhadap harga bitcoin.
"Kenaikan harga bitcoin yang luar biasa mulai menarik perhatian pemerintah dan regulator global. Akibatnya, akan ada regulasi yang lebih keras dan meluas di bursa bitcoin, dan dapat menekan kenaikan harga," kata Wahyu ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/12/2020).
Wahyu mengatakan, kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi di kisaran tahun 2018 lalu.
Kala itu, fenomena bubble atau gelembung pada bitcoin pecah seiring dengan semakin jatuhnya nilai tukar mata uang virtual tersebut bila dibandingkan dengan masa puncaknya.
Kala itu, nilai tukar tertinggi bitcoin terjadi pada Desember 2017, yakni 19.511 dollar AS atau sekitar Rp 268,1 juta per koin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.