Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Revisi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi 2020 Jadi -2,2 Persen hingga -1,7 Persen

Kompas.com - 21/12/2020, 15:19 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 menjadi di kisaran minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di perkirakan minus 1,7 persen dan masih bisa tumbuh positif di kisaran 0,6 persen.

Pasalnya, hingga akhir tahun Sri Mulyani memperkirakan konsumsi rumah tangga bakal minus 2,7 persen hingga minus 2,4 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal IV hingga Minus 2,9 Persen

"Untuk konsumsi sampai kuartal IV masih negatif 3,6 persen hingga minus 2,6 persen. Seluruh tahun konsumsi rumah tangga minus 2,7 persen hingga minus 2,4 persen. Ini jadi salah satu penyebab revisi proyeksi ekonomi 2020 di minus 2,2 persen hingga minus 1,7 persen," jelas Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).

Sementara itu indikator lain seperti konsumsi pemerintah juga masih minus di kisaran minus 0,3 persen hingga 0,3 persen positif hingga akhir tahun.

Sedangkan untuk investasi bakal terkontraksi hingga 4 persen keseluruhan tahun.

"Ekspor yang mengalami perbaikan cukup baik di November sehingga outlook kuartal IV minus 2,6 persne dan bisa mendekati slightly di bawah 0,6 persen. Sementara untuk keseluruhan tahun di minus 6,2 persen hingga negatif 5,7 persen," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Bank Dunia Revisi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi Minus 2,2 Persen

"Impor satu-satunya agregat demand yang sebelumnya masih belum menunjukkan pemulihan sudah mulai membaik. Dan seluruh agregat demand sudah menunjukkan pembalikan yang konsisten dibanding kuartal II," ujar dia.

Revisi ke bawah proyeksi pemerintah tersebut sejalan dengan yang dilakukan oleh institusi-institusi global.

Sebab, baru-baru ini, Bank Pembangunan Asia (ADB) juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi menjadi minus 2,2 persen dari yang sebelumnya masih bisa tumbuh 1 persen.

Sementara Bank Dunia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka minus 2,2 persen dari yang sebelumnya di kisaran minus 1,6 persen.

"Ini menggambarkan tahun ini terjadi perubahan forecasting karena ada dinamika Covid-19 yang hampir semua negara dan institusi tidak bisa memberi prediksi yang akurat bagaimana Covid-19 mempengaruhi ekonomi sehingga sebuah negara merevisi forecast mereka cukup sering," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com