JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga jelang akhir tahun. Tren kenaikan utamanya terjadi pada komoditas cabai dan bawang.
"Hampir semua komoditas per hari ini naik," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Senin (21/12/2020).
Ia mengatakan, harga cabai merah besar di pasar kini berada di kisaran Rp 70.000 per kilogram. Padahal dua pekan lalu harga cabai merah besar hanya mencapai Rp 45.000 per kilogram.
Baca juga: Harga Telur Ayam Terus Naik, Ini Penyebabnya
Begitu pula dengan jenis cabai merah keriting yang harganya naik menjadi Rp 65.000 per kilogram dari harga normalnya yang sebesar Rp 35.000 per kilogram.
"Cabai merah keriting per hari ini saja naiknya hampir Rp 2.000 per kilogram," kata dia.
Menurut Abdullah, kenaikan harga cabai di akhir tahun memanglah pola musiman karena tingginya permintaan. Di sisi lain, produksi menurun akibat curah hujan yang cukup tinggi di beberapa daerah, sehingga petani pun enggan menanam cabai.
Sementara, untuk bawang merah harganya saat ini Rp 33.000 per kilogram dari normalnya Rp 30.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih berkisar Rp 28.500-Rp 29.300 per kilogram, dari harga standarnya sebesar Rp 27.000 per kilogram.
"Kalau lihat ritmenya bawang putih naiknya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram, harusnya kan standar karena 95 persen bawang putih kan dari impor," kata dia.
Baca juga: Luhut Berencana Bangun Kebun Herbal Seluas 500 Hektare di Danau Toba
Selain itu, ada pula harga ayam yang naik menjadi berkisar Rp 38.000-Rp 40.000 per ekor, dari harga normalnya yang sekitar Rp 30.000-Rp 35.000 per ekor.
Harga telur juga naik tinggi menjadi sekitar Rp 29.000 per kilogram, dari harga standarnya yang berkisar Rp 23.000-Rp 25.000 per kilogram.
Minyak goreng curah turut naik menjadi seharga Rp 14.000 per liter dari biasanya berkisar di Rp 12.500-Rp 12.900 per liter.
Abdullah mengatakan, kenaikan permintaan akan terus berlanjut sehingga berpotensi kembali meningkatkan harga. Menurutnya puncak kenaikan permintaan akan terjadi di 24-25 Desember 2020.
"Itu kenaikan fase pertama, belum masuk yang di Tahun Baru. Kisaran tanggal akhir-akhir Desember akan ada kenaikan lagi," ujar dia.
Baca juga: Profil Sritex, Perusahaan Solo Pemasok Tas Kain Bansos di Kemensos
Ia mengatakan, kenaikan harga tentu turut berdampak buruk bagi pedagang. Lantaran modal yang digunakan untuk memasok kembali komoditas menjadi terbatas.
Oleh sebab itu, Abdullah berharap pemerintah bisa memiliki persiapan yang matang untuk mengantisipasi gejolak harga yang terus terjadi di setiap akhir tahun, yakni dengan memperhitungkan desain pangan secara tahunan atau kuartalan.
Sehingga dapat diketahui jumlah yang tepat antara produksi dan kebutuhan. Bila ada daerah yang mengalami kekurangan pangan, maka bisa dipasok dari daerah yang memiliki pasokan berlimpah.
"Jangan seperti pemadam kebakaran, giliran naik baru panik, padahal sebelumnya nyatakan surplus dan aman, tapi faktanya di lapangan harga tinggi. Nah hal-hal ini yang sebenarnya ingin kita dorong agar pemerintah lebih memikirkan desain pangan," pungkas Abdullah.
Baca juga: Simak Jadwal Operasional BCA Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.