KOMPAS.com – Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban menilai, program Kartu Prakerja berusaha memberikan solusi bagi persoalan pengangguran yang banyak terjadi saat ini.
"Jangan cuma menyalahkan dan mengharapkan uang dari bantuan sosial saja, tapi kalau ada program yang membantu upskilling dan reskilling justru diabaikan,” katanya.
Sebelumnya, Elly mencatat, per Juni 2020, ada 79.000 anggota KSBSI yang terdampak pandemi Covid-19. Total pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 4.101 orang.
“Ada sebagian pekerja yang terkena PHK memiliki gentlement agreement (kesepakatan informal dan tidak mengikat secara hukum) dengan pengusaha bahwa mereka akan dipekerjakan kembali jika perekonomian pulih,” kata Elly dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12/2020).
Baca juga: Pandemi Pengaruhi Kelompok Rentan, TNP2K Sebut Kartu Prakerja Jadi Solusi Paling Relevan
Elly melanjutkan, ada juga kasus buruh yang mendapat pengurangan upah karena jam kerja dikurangi. Hanya sedikit buruh yang tetap menerima gaji 100 persen di saat kondisi seperti ini.
“Oleh karena itu, Kartu Prakerja bisa dibilang sangat membantu dan memberikan peluang besar bagi buruh untuk mengejar kesempatan membuka usaha sendiri,” ujar Elly.
Elly menjelaskan, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang. Bila saat itu tiba, jumlah penduduk usia produktif mendominasi demografi Indonesia.
“Seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah, harus segera menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni,” paparnya.
Menurut Elly, pendidikan saja tidak cukup. Harus ada SDM di masa depan dengan karakter yang mumpuni dan melek teknologi.
“Prakerja menawarkan berbagai pelatihan yang bisa menjadi bekal penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang sesuai dengan perubahan zaman,” jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.