Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ekonomi Global Tahun Depan Pulih tetapi Masih Dihantui Covid-19

Kompas.com - 22/12/2020, 11:39 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu faktor yang menghambat pemulihan perekonomian global pada tahun 2021 mendatang.

Meski demikian, perekonomian diprediksi bisa pulih dan kembali tumbuh positif tahun depan.

"Tahun depan (pertumbuhan ekonomi global) akan rebound meski tentu masih dihantui Covid-19," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia yang diadakan secara virtual, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: Sri Mulyani Revisi ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi 2020 Jadi -2,2 Persen hingga -1,7 Persen

Perempuan yang akrab disapa Ani itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi akan mengalami kontraksi sebesar 4 persen hingga 5 persen.

Kontraksi tersebut merupakan yang terdalam bila dilihat dari sepanjang sejarah perekonomian global. Bahkan menurut dia, kontraksi tersebut merupakan yang terdalam sejak perang dunia atau depresi ekonomi global.

"Ini tentu shock yang sangat besar dan harus dikelola semua negara di dunia," ujar dia.

Ani mengatakan, faktor efektivitas vaksin merupakan kunci penitng yang bisa mengembalikan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.

Sehingga harapannya perekonomian dunia bisa kembali tumbuh di kisaran 4 sampai 5 persen di tahun 2021 mendatang.

Dia mengatakan, dorongan terhadap perekonomian global muncul termasuk dari negara berkembang seperti Indonesia.

Salah satu instrumen yang penting bagi sebuah negara untuk menangani pandemi yang menyebabkan krisis baik di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi merupakan instrumen fiskal. Pemerintah sendiri tahun ini telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun untuk penanganan pandemi tahun ini.

Sementara tahun depan, anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dialokasikan sebesar Rp 356,5 triliun.

"Kami bersama dengan BI (Bank Indonesia) bersama-sama menjaga stabilitas ekonomi dari instrumen fiskal dan moneter dari ancaman kemerosotan ekonomi. Sekarang kami berpikir countercyclical menahan ekonomi, bagaimana pulih dari sisi fiskal dan melakukan deficit financing yang baik," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Demi Gratiskan Vaksin, Sri Mulyani Anggarkan Duit APBN Rp 54,4 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com