Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Erick Thohir Bertransformasi, Ini Hal yang Dilakukan Pupuk Indonesia

Kompas.com - 23/12/2020, 06:05 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki inovasi pada bidang teknologi informasi bernama Distribution Planning and Control System (DPCS).

Teknologi ini berupa sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi yang optimal dan aman sepanjang tahun dari pusat produksi sampai dengan lini IV. 

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan, melalui DPCS perusahaan bisa setiap saat memonitor kegiatan distribusi dan memonitor stok pupuk di lapangan untum meminimalisir potensi kekurangan pupuk di daerah dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.

Baca juga: Erick Thohir Ingin Dirikan Perusahaan Pengelola Pupuk Non Subsidi

Hal ini juga sekaligus menjadi upaya Pupuk Indonesia memenuhi arahan Kementerian BUMN untuk bertransformasi.

"Sejak tahun lalu Kami sudah diminta pemegang saham untuk bertransformasi. Jadi tuntutannya adalah penyaluran pupuk yang lebih baik. Karena ini penugasan, Pupuk Indonesia berusaha untuk memaksimalkan, salah satunya melalui inovasi DPCS ini," ujar Gusrizal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12/2020).

Gusrizal menjelaskan, fungsi dan manfaat DPCS yaitu mempermudah monitoring distribusi stok pupuk secara nasional yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia Grup, yang menampilkan data dari lini 1 hingga lini 4 secara real time, termasuk pupuk dalam perjalanan dan juga status pelabuhan.

Dengan begitu, sambung Gusrizal, DPCS dapat dijadikan alat bagi manajemen Pupuk Indonesia dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.

Pasalnya, berkat DPCS, kini perseroan memiliki fitur Early Warning System pada tiap daerah yang kekurangan atau kelebihan pupuk.

Baca juga: Bantu Pulihkan Ekonomi, PGN Salurkan Gas ke PT Pupuk Kujang Cikampek

"Kami harus melayani sampai ke ujung perbatasan Ternate sana dan ujung Papua. Untuk itu, kita perlu alat DPCS ini agar tahu kondisi di lapangan ada stok atau tidak, hingga memantau stok yang bergerak. Makanya kita sebut Distribution Planning and Control System," kata Gusrizal.

Gusrizal menambahkan, selain stok pupuk, data yang tersaji dalam sistem DPCS juga meliputi penjualan, alokasi di setiap daerah, kapasitas gudang, posisi pupuk yang dalam perjalanan baik darat maupun laut, kontak staf pemasaran di masing-masing wilayah, distributor, pengecer serta informasi rinci lainnya.

"Saat ini telah tersaji dalam sistem DPCS produk subsidi untuk jenis Urea dan NPK. Kami tengah dalam proses melengkapi produk subsidi lainnya seperti ZA, SP-36, dan Organik," beber dia.

Secara teknis, DPCS merupakan data terintegrasi yang berbasiskan data geospasial.

Basis data utama DPCS didapat dari beberapa sistem yang sudah dimiliki Pupuk Indonesia Grup.

Baca juga: Mentan SYL Minta Distribusi Pupuk Bersubsidi Tepat Sasaran

Data-data tersebut dikumpulkan pada warehouse untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk web berbasis data spasial.

Inovasi ini sangat kompleks karena meliputi wilayah distribusi pupuk subsidi yang sangat luas, dengan karakter setiap wilayah berbeda dan unik, melibatkan banyak distributor dan pengecer.

Meski begitu, kompleksitas DPCS dipermudah melalui Distribution Requirement Planning (DRP), yakni model skenario dan struktur distribusi yang terdiri dari pusat produksi, wilayah provinsi, kabupaten/kota dan gudang yang terbagi pada beberapa kelompok data.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com