Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Terjang Sakti Wahyu Trenggono, Raja Menara yang Jadi Menteri KP

Kompas.com - 23/12/2020, 09:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ia pun memperkenalkan 6 menteri baru pada Selasa (22/12/2020).

Salah satunya adalah Sakti Wahyu Trenggono yang menempati kursi kosong orang nomor satu di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang ditinggalkan Edhy Prabowo.

Edhy Prabowo saat ini terseret kasus dugaan korupsi dalam tata niaga ekspor benih lobster atau benur.

Profil Sakti Wahyu Trenggono lahir 3 November 1962 di Semarang, Jawa Tengah. Ia merupakan lulusan S1 Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan S2 Magister Management almamater yang sama. 

Sakti Wahyu Trenggono bukan wajah baru di Kabinet Indonesia Maju. Sebelum menjabat Menteri KP, pria berusia 58 tahun ini adalah Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Menhan Prabowo Subianto.

Baca juga: Profil Muhammad Lutfi, Mendag Baru Langganan Masuk Kabinet

Sebelum masuk lingkaran Istana, sepak terjang Sakti Wahyu Trenggono dikenal sebagai pengusaha telekomunikasi. Bahkan ia pernah dijuluki sebagai Raja Menara.

Ia memulai bisnis bidang telekomunikasi dengan mendirikan PT Solusindo Kreasi Pratama. Bisnis towernya bermula ketika ia merintis PT Indonesian Tower.

Sakti Wahyu Trenggono juga sempat menjabat Ketua Umum Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi dari tahun 2005 sampai tahun 2016. Asosiasi tersebut menaungi sejumlah korporasi pemilik infrastruktur menara telekomunikasi di Indonesia.

Pada tahun 2009, ia didapuk menjadi Komisaris Komisaris PT Tower Bersama Tbk, salah satu perusahaan pemilik tower telekomunikasi papan atas nasional yang sahamnya pernah dimiliki Sandiaga Uno lewat Saratoga.

Baca juga: Profil Budi Gunadi Sadikin, Jebolan Fisika Nuklir, Bankir, Lalu Menkes

Tahun 2010 sampai tahun 2016, Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Komisaris Utama PT Teknologi Riset Global Investama.

Terjun ke dunia politik

Lama berkecimpung sebagai pengusaha, Sakti Wahyu Trenggono memilih terjun ke dunia politik. Ia memilih Partai Amanat Nasional (PAN) besutan Amien Rais sebagai kendaraan politiknya.

Di era kepemimpinan Hatta Rajasa di PAN, ia diplot menjadi bendahara partai. Saat itu, Hatta Rajasa menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden SBY.

Baca juga: KKP Tangkap Kapal Illegal Fishing, Menteri KP Ad Interim Sebut Pengawasan Tidak Pernah Kendur

Sepak terjangnya di kancah politik terus berlanjut. Namanya juga sempat masuk sebagai salah satu relawan pemenangan Jokowi-Kalla di Pilpres 2014.

Pilihan politiknya ini sempat jadi kontroversi, mengingat PAN adalah partai pengusung lawan Jokowi yakni Prabowo Subianto.

Setelah kemenangan Jokowi di Pilpres 2014, Sakti Wahyu Trenggono kemudian masuk Tim Transisi yang saat ini dipimpin Rini Soemarno yang belakangan jadi Menteri BUMN.

Sebagai informasi, enam menteri baru Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Presiden yakni Tri Rismaharini sebagai Mensos, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menparekraf, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menag, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri KP, dan M Lutfi sebagai Mendag.

Baca juga: Taksiran Fantastis Harga Sepeda yang Dibeli Edhy Prabowo dari Hawaii

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com