Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Melihat Potensi Pasar Wisata Kesehatan Global, Bagaimana Posisi Indonesia?

Kompas.com - 25/12/2020, 05:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

"PEMERINTAH Ingin Kembangkan Wisata Medis", demikian judul sebuah artikel yang tayang di Kompas.com pada 18 Agustus 2020.

Berita tersebut tentu tidak mengejutkan karena sejumlah pemerhati wisata telah mengungkapkan betapa besar potensi yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan wisata medis.

Pada akhir November 2020 lalu, sejumlah media juga memberitakan minat investor Jepang untuk membangun fasilitas kesehatan di Bali yang nantinya akan menjadi pusat wisata kesehatan (health tourism).

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyebutkan bahwa pemerintah telah memiliki tanah seluas 49 hektar di Sanur, Bali, yang ditawarkan kepada investor Jepang untuk membangun layanan kesehatan di sana.

Riuh rendah pemberitaan mengenai wisata medis (medical tourism) dan wisata kesehatan, tetapi belum semua satu pemahaman mengenai apa arti istilah-istilah itu. Tidak jarang menimbulkan kesalahkaprahan.

Baca juga: Pemerintah Ingin Kembangkan Wisata Medis

Wisata kesehatan

Istilah wisata kesehatan sendiri digunakan pertama kali pada 1973 yang merujuk pada sebuah tur yang menggunakan fasilitas kesehatan seperti air, iklim, dan lingkungan alam di negara yang dikunjungi.

Connel (2013) mengindikasikan bahwa belum ada definisi yang pasti mengenai istilah wisata kesehatan.

Selain itu, belum ada organisasi global yang memiliki otoritas untuk menetapkan definisi dan mendorong penggunaan istilah yang tepat.

Helmy (2011) merujuk wisata kesehatan pada topik yang menyangkut healthcare, health assessment, surgery, beauty, healing, plastic surgery, spa, rehabilitasi dan penyembuhan dengan aktivitas kesenangan dan rekreasi di tempat destinasi.

Smith dan Puczko (2009) menekankan bahwa wisata kesehatan terdiri atas wisata medis dan wellness tourism yang biasa disebut wisata kebugaran. Pembedaan ini berdasarkan karakteristik dan motivasi dari wisatawan yang berkunjung.

Korea Tourism Organization mengklasifikasikan wisata kesehatan terdiri atas dua hal yaitu wisata medis dan wisata kebugaran.

Connel (2013) kembali menjelaskan bahwa definisi istilah wisata medis belum disetujui dan membutuhkan kategori yang lebih rinci.

Beberapa studi menegaskan bahwa wisata medis meliputi operasi besar seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes sementara yang lain menyebutkan prosedur ringan, seperti yoga, spa, diet, terapi dan sebagainya.

Studi terkini mendukung bahwa wisata medis secara prinsip fokus pada perlakuan medis daripada hiburan. Song (2010) menambahkan bahwa terminologi "wisata" pada pasien sakit yang ingin memperoleh layanan medis, adalah sesuatu yang "sembrono".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com