Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: Pandemi Covid-19 Bikin Indonesia Terjerumus ke Jurang Resesi Pertama Kalinya Sejak 1998

Kompas.com - 25/12/2020, 07:08 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi virus corona (Covid-19) telah memberikan tekanan terhadap kondisi perekonomian global. Bahkan pada tahun ini banyak Lembaga dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bakal mencatatkan sejarah kontraksi terdalam sejak Depresi Besar atau masa Perang Dunia II.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memperkirakan ekonomi global bakal terkontraksi hingga 4,2 persen pada tahun 2020.

Sementara Bank Dunia memperkirakan perekonomian global bakal mengalami kontraksi hingga 5,2 persen pada tahun 2020 ini.

Indonesia sendiri tidak terlepas dari dampak pandemi. Akibat pandemi, untuk pertama kalinya sejak krisis moneter 1998, ekonomi Indonesia mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi tercatat negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: Bos LPS Sebut Indonesia Sudah Keluar dari Resesi, Kok Bisa?

Lebih Buruk dari Proyeksi Pemerintah

Kinerja perekonomian sepanjang tahun ini pun lebih buruk dari yang diproyeksi oleh pemerintah. Ketika pada kuartal I lalu ekonomi masih bisa tumbuh 2,97 persen, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kuartal II laju kinerja perekonomian langsung terjun bebas ke level minus 5,32 persen.

Kontraksi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang memperkirakan kinerja perekonomian bakal di kisaran minus 4,3 persen hingga minus 4,8 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada kuartal III. Pasalnya, pada kuartal III produk domestik bruto (PDB) Indonesia minus 3,49 persen. Meski membaik dibanding kuartal sebelumnya, realisasi tersebut juga lebih buruk dibanding proyeksi pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terkontraksi 2,9 persen.

Namun demikian, secara kuartalan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III sudah tumbuh 5,05 persen.

Baca juga: 3 Prioritas Keuangan di Masa Resesi

Kilas Balik Resesi 1998

Indonesia pernah mengalami resesi ekonomi 1998 (resesi ekonomi Indonesia). Sebelumnya, Indonesia yang merupakan negara terbesar di kawasan ASEAN tiba-tiba terjun ke jurang krisis ekonomi dengan pertumbuhan yang minus.

Dalam sejarah resesi ekonomi Indonesia, krisis tersebut bahkan sampai jadi pemicu utamanya tumbangnya kekuasaan Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun di Indonesia.

Dilansir dari Harian Kompas, 21 Desember 1998, krisis ekonomi 1998 dimulai sejak setahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus selama 6 bulan di tahun 1997, dan berikutnya masih minus di sembilan bulan pertama tahun 1998.

Pemerintah sampai harus meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober 1997, meski belakangan bantuan lembaga keuangan global itu tak banyak membantu Indonesia. Bahkan situasi seperti lepas kendali di tahun 1998. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.

Dampak resesi ekonomi seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi di Asia Tenggara.

Resesi ekonomi berlanjut lagi menjadi krisis sosial kemudian ke krisis politik yang memaksa Presiden Soeharto saat itu harus meletakan kekuasannya yang sudah didudukinya sejak tahun 1965.

Baca juga: Investasi Saat Resesi Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Optimisme dan Strategi Pemerintah

Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya optimistis perekonomian Indonesia bisa segera pulih setelah terdampak pandemi Covid-19. Namun, dirinya berpesan agar semua pihak bergerak cepat untuk menindaklanjuti situasi pandemi saat ini

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com