JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang wanita bernama Ching mencoba peruntungan dengan membuka bisnis penjualan pernak pernik-perlengkapan ibadah Nasrani dan pohon Natal pada tahun 2015 dengan nama @pohon.natal.
Awalnya, Ching dihadiahi pohon natal oleh seorang teman yang memiliki pabrik pengolahan plastik yang memproduksi pohon Natal premium.
Kepada Kompas.com, Jumat (25/12/2020), Ching mengaku berawal dari hadiah pohon Natal tersebut, Ching mulai melirik peruntungan bisnis perlengkapan ibadah dan pohon Natal. Awalnya ia menjual produknya melalui Tokopedia.
“Kami mulai membuka toko online di Tokopedia dan menjual perlengkapan ibadah dan menjual pohon Natal di akhir tahun. Iseng-iseng saya menawarkan pohon Natal secara online, saat itu belum terlalu familiar belanja online, dan baru ada 1 toko online (pohon Natal) di Instagram tapi kualitas pohon Natal di bawah kami,” kata Ching.
Saat pandemi Covid-19, Ching mengaku penjualan online untuk perlengkapan ibadah, khususnya hosti dan anggur untuk perjamuan naik drastis hampir dua kali lipat. Menurut dia, ini terjadi karena toko-toko konvensional mulai tutup.
Baca juga: Libur Natal, 356.010 Kendaraan Tinggalkan Jakarta via Tol
Di sisi lain, meskipun pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial, pohon Natal sebagai icon yang tidak terpisahkan dari perayaan umat Kristiani tidak sepi peminat. Sayangnya, tingginya permintaan tidak diimbangi dengan supply dari pabrik pembuatan pohon Natal.
“Permintaan untuk pohon natal naik drastis dua kali lipat, sebab perayaan Natal tahun ini di rumah saja. Tapi, pabrik tidak bisa mengimbangi permintaan yang tinggi dan kemampuan pabrik di masa pandemi malah menurun,” kata Ching.
Menurut Ching, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat pabrik pohon natal tutup 3 hingga 4 bulan, dan berkali-kali kehabisan bahan baku. Hal ini menyebabkan kurangnya supply pohon Natal untuk dijual.
Adapun pohon yang banyak dijadikan pilihan adalah pohon dengan ukuran agak besar, yakni sekitar 150 – 210 centimeter. Ching bilang, ukuran pohon yang besar sangat digemari karena bisa dijadikan latar untuk berfoto.
“Saat ini banyak orang aktif di medsos, mereka suka upload suasana Natal di rumah mereka saat berkumpul dengan keluarga dan teman, berikut pohon Natalnya. Jadi mereka memilih pohon yang agak besar sekitar 150 – 210 cm,” ungkap wanita yang berdomisili di Jakarta Barat ini.
Di sisi lain, omzet yang ia peroleh saat pandemi Covid-19 juga tidak pasti. Namun untuk mencukupi permintaan, ia menyediakan banyak pilihan varian dengan ukuran dan harga yang tentunya juga berbeda-beda.
“Omzetnya tidak tentu juga, jutaan lah. Karena selera dan bujet orang berbeda, kami memiliki 8 varian pohon natal, masing-masing dari ukuran 2 ft (60 centimeter) sampai 12 ft (3,6 meter) dengan harga mulai kurang dari Rp 200.000 sampai belasan juta rupiah,” ungkap dia.
Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Listrik Gratis untuk Redam Dampak Pandemi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.