BOGOR, KOMPAS.com – Seorang ibu rumah tangga asal Kampung Ciampea Bogor, Jawa Barat bernama Yuni memulai usaha ikan hias sejak lima tahun yang lalu.
Kini, ia berhasil masuk ke pasar ekspor China.
Ci Yuni, sapaan akrab wanita berusia 53 tahun ini, mengaku mulai menekuni usaha ikan hias setelah bisnis ikan patin yang ia jalani selama 10 tahun mulai memasuki masa sulit.
Baca juga: Ada Pandemi Covid-19, Usaha Kue Kering Online Ini Tetap Ramai Pembeli
Saat itu, ia merasa harga jual ikan patin terlalu murah, sehingga keuntungan yang ia peroleh sulit menutupi modal yang dikeluarkan.
“Dulunya sebelun usaha ikan hias, 10 tahun usaha ikan patin. Tapi, harganya terus tertekan, dan keuntungannya terus menipis, sementara beberapa biaya untuk pembesaran ikan patin tidak murah, karena pakan obat yang harus diimpor,” kata Yuni kepada Kompas.com, Senin (28/12/2020).
Yuni mengatakan, usaha ikan hias yang ia geluti saat ini lebih menguntungkan daripada ikan patin sebelumnya.
Bahkan, jika dibandingkan dengan usaha ikan hias, keuntungan bisnis ikan patin adalah adalah 1 banding 3.
“Ikan patin kalau panen 100.000 sampai dengan 150.000, untungnya sangat kecil. Kalau ikan hias panen 50.000 sampai 60.000 ekor, paling besar bisa dapat Rp 7 juta, dikurangi dengan biaya-biaya, bersihnya dapat Rp 4 juta,” kata Yuni.
Baca juga: 4 Tips Membuka Usaha Bisnis Kuliner
Bisnis ikan hias yang dijalani Yuni adalah dengan menjual benih (anakan) dengan harga Rp 100 per ekor untuk jenis Synodontis.
Benih ini yang nantinya dibesarkan dalam tempat penampungan khusus dan kemudian dijual untuk ekspor hingga ke China.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.